Jaga Mental, Bangun Generasi Hebat Kesehatan Jiwa Remaja adalah Kunci
- https://thehill.com/policy/healthcare/mental-health/4139267-at-least-half-develop-mental-health-disorders-before-75/
Kesehatan, VIVA Bali – Masa remaja merupakan periode penting dalam membentuk generasi yang sehat, tangguh, dan produktif. Namun, upaya untuk mencapainya tidak cukup hanya dengan menjaga kesehatan fisik. Kesehatan mental juga memegang peranan vital dalam menentukan kualitas hidup dan kesejahteraan remaja secara keseluruhan.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental remaja tidak seharusnya menjadi beban orang tua dan keluarga semata. Masyarakat luas dan pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam menciptakan ekosistem yang mendukung kesehatan mental generasi muda. Dibutuhkan kerja sama lintas sektor untuk benar-benar memastikan remaja mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.
Kesehatan mental yang stabil memungkinkan remaja tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara emosional, fisik, maupun sosial. Hal ini penting karena remaja yang sehat secara mental mampu menjalin hubungan sosial yang baik, menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hidup, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, serta menjaga keseimbangan gaya hidup yang mendukung kesehatan fisik mereka. Kondisi tersebut turut memengaruhi performa belajar dan kesiapan menghadapi masa depan.
Namun sering kali, gejala gangguan mental pada remaja diabaikan karena dianggap sebagai bagian dari proses pubertas. Padahal, bila tidak ditangani secara tepat sejak dini, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih serius, bahkan berujung pada tindakan menyakiti diri atau bunuh diri.
Masalah kesehatan mental bisa tercermin melalui perubahan emosi dan perilaku, seperti sulit mengendalikan perasaan, menjadi lebih agresif atau mudah menangis, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan rasa percaya diri, hingga prestasi akademik yang menurun. Gejala lain yang patut diwaspadai meliputi gangguan tidur, perubahan pola makan, dan keluhan fisik seperti nyeri atau kelelahan tanpa sebab medis yang jelas.
Dalam menghadapi tekanan dan stres, remaja pun memiliki mekanisme koping yang beragam. Sebagian mungkin menyalurkannya melalui cara-cara yang tidak sehat seperti makan berlebihan, merokok, konsumsi alkohol, atau belanja impulsif. Oleh karena itu, penting untuk membekali remaja dengan strategi koping yang sehat seperti mengenali penyebab stres, berolahraga, menyalurkan hobi, menulis jurnal, melakukan self-care, serta terlibat dalam aktivitas menyenangkan.
Di sisi lain, fenomena self diagnosis juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan akses internet yang luas, banyak remaja memilih mencari informasi dan mendiagnosis kondisi mereka sendiri tanpa konsultasi dengan tenaga profesional. Padahal, tindakan ini berisiko menimbulkan kesalahan diagnosis dan penanganan yang tidak sesuai. Sebaliknya, dengan bantuan profesional, remaja bisa mendapatkan evaluasi yang akurat dan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka.