Melukat, Menyelami Kedalaman Jiwa dan Kearifan Lokal Bali

Melukat, tradisi pembersihan diri
Sumber :
  • https://pin.it/1KmfG11YL

Gumi Bali, VIVA Bali – Bali, dengan julukan Pulau Dewata, tak hanya memesona dengan keindahan alamnya, tetapi juga kaya akan warisan spiritual yang mendalam. Di antara berbagai ritual dan upacara adatnya, Melukat menonjol sebagai salah satu praktik pemurnian diri yang paling sering dicari dan ingin dipahami banyak orang. Ini bukan sekadar atraksi turis, melainkan sebuah tradisi Hindu Bali yang berakar kuat pada filosofi hidup dan keseimbangan spiritual

Apa Itu Melukat Lebih dari Sekadar Mandi Suci

Warisan Kerajaan Pajang, Kisah Jaka Tingkir di Bumi Solo

Kata "Melukat" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti membersihkan atau memurnikan. Dalam konteks Bali, Melukat adalah ritual spiritual yang menggunakan air suci (tirtha) sebagai media untuk membersihkan tubuh, pikiran, dan jiwa dari energi negatif, kekotoran batin, atau halangan spiritual. Ini adalah proses detoksifikasi spiritual yang diyakini dapat membantu seseorang mencapai kedamaian batin dan keharmonisan

Ritual ini erat kaitannya dengan konsep Tri Hita Karana, filosofi Hindu Bali yang mengedepankan tiga pilar keharmonisan: hubungan yang baik dengan Tuhan (Parhyangan), sesama manusia (Pawongan), dan alam (Palemahan). Melukat menjadi jembatan untuk memperkuat ketiga hubungan ini, memastikan keseimbangan dan kebersihan diri dalam menjalani kehidupan.

Mengapa Melukat Begitu Penting bagi Masyarakat Bali?

Kecil Penuh Makna, Ini Filosofi Canang Sari

Bagi masyarakat Hindu Bali, Melukat adalah bagian integral dari siklus kehidupan dan keyakinan mereka. Tujuan utamanya melampaui sekadar membersihkan fisik. Ini adalah upaya untuk:

1. Membersihkan Diri dari Energi Negatif: Diyakini dapat menghilangkan pengaruh buruk, karma, atau pikiran negatif yang mungkin menempel pada diri seseorang

Halaman Selanjutnya
img_title
Penyucian Diri dan Alam dalam Tradisi Bali