Dugaan Pengoplosan Elpiji Subsidi Terus Berjalan, Warga Minta Penindakan Tegas
- Moh.Helmi/VIVA Bali
Lombok Barat, VIVA Bali – Masyarakat Dusun Petak, Desa Lembar, Kecamatan Lembar, resah akibat dugaan praktik pengoplosan gas elpiji subsidi 3 kilogram menjadi gas non-subsidi 12 kilogram yang diduga berlangsung di salah satu gudang setempat. Keresahan ini muncul setelah warga melihat aktivitas mencurigakan yang kerap terjadi di lokasi tersebut, Minggu, 27 Juli 2025.
Kepala Desa Lembar, Sainah, membenarkan telah menerima laporan dari warga dan langsung menindaklanjuti dengan turun ke lokasi.
"Saya sudah lihat langsung ke lokasi dan sudah berikan teguran. Kami minta aktivitas itu dihentikan segera. Kalau masih berlanjut, kami akan buat laporan resmi ke Polres Lombok Barat," tegas Sainah kepada Bali.viva.co.id
Namun demikian, aktivitas di gudang tersebut tampaknya masih berjalan seperti biasa. Sejumlah karyawan terlihat bekerja, sementara truk bermuatan tabung elpiji 3 kg dan 12 kg tampak terparkir di sekitar gudang.
Salah seorang karyawan yang ditemui di lokasi membenarkan adanya kegiatan distribusi gas elpiji. “Kami ini pangkalan resmi, gas subsidi dan non-subsidi. Soal izin, sedang dalam proses dibantu oleh aparat,” ujarnya tanpa menyebutkan identitas.
Meski demikian, penjelasan tersebut tidak sepenuhnya meredakan keresahan masyarakat. Dugaan pengoplosan yang berlangsung di tengah kelangkaan gas subsidi justru semakin memicu kekhawatiran. Warga menilai kelangkaan gas 3 kg yang belakangan terjadi bisa saja disebabkan oleh praktik-praktik ilegal semacam ini.
"Gas 3 kilo sekarang susah didapat, kalau pun ada harganya naik. Kalau benar ada pengoplosan, itu sangat merugikan kami rakyat kecil,” ujar Herman, salah seorang warga Lembar.