Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Bolaang Uki, Sulawesi Utara

Sulawesi Utara, VIVA Bali –Pada Selasa pagi, 6 Mei 2025, pukul 06.10 WITA, wilayah Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,5. Guncangan terasa kuat hingga ke wilayah Gorontalo, menyebabkan kepanikan di kalangan warga yang bergegas keluar dari rumah dan bangunan untuk mencari tempat aman.

Detail Kejadian

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pusat gempa berada di koordinat 0,5° LU dan 123,9° BT, dengan kedalaman 10 km. Gempa ini tergolong dangkal dan berpotensi menyebabkan kerusakan ringan hingga sedang pada bangunan yang tidak tahan gempa. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan signifikan atau korban jiwa akibat gempa tersebut.

Respons Warga dan Pemerintah

Warga di Bolaang Uki dan sekitarnya merasakan guncangan selama beberapa detik, yang cukup kuat untuk membuat perabotan rumah tangga bergoyang. Banyak warga yang panik dan segera keluar dari rumah untuk menghindari kemungkinan bangunan runtuh. Di Gorontalo, guncangan juga dirasakan, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah.

Pemerintah daerah setempat segera mengaktifkan tim tanggap darurat untuk memantau situasi dan memberikan bantuan jika diperlukan. BMKG juga telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Analisis dan Tanggapan Ahli

Menurut ahli geologi dari Universitas Sam Ratulangi, Dr. Andi Mulyadi, gempa ini kemungkinan besar disebabkan oleh aktivitas sesar lokal yang aktif di wilayah tersebut. "Wilayah Sulawesi Utara memang berada di zona seismik aktif, sehingga potensi gempa bumi selalu ada," ujar Dr. Mulyadi. Ia juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur yang tahan gempa dan edukasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana.

Langkah-Langkah Ke Depan

Pemerintah daerah bersama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) akan terus memantau perkembangan situasi dan melakukan assessment terhadap kerusakan yang mungkin terjadi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari pihak berwenang, dan tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi.