Bekerja Tanpa Kenal Waktu, Ini Arti Istilah Hustle Culture dan Dampak Buruknya
- https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-meja-tulis-laptop-bekerja-6684361/
Hustle culture juga kerap muncul dari obsesi yang berasal dari diri sendiri untuk bisa meraih status sosial tinggi di depan orang lain atau memenuhi suatu tuntutan dalam hidup. Namun, perlu diingat bahwa ini hanya beberapa faktornya saja, masih ada faktor-faktor lainnya.
Orang yang sudah terjebak dalam budaya ini kerap tak menyadarinya sebab budaya tersebut seolah-olah sudah tertanam dan jadi hal yang biasa mereka lakukan sehari-harinya.
Ciri utama orang yang sudah terjebak dalam hustle culture yaitu ia menganggap bahwa bekerja produktif berarti harus melakukan kerja keras non-stop. Jika ia tidak melakukannya, ia jadi merasa bersalah dengan diri sendiri, melansir dari AloDokter.
Masih ada lagi berbagai ciri hustle culture lainnya, seperti memikirkan kerjaan kapanpun dan dimanapun, terobsesi dengan kesuksesan tentang pekerjaan, mengorbankan waktu tidur agar bisa menyelesaikan tugas/pekerjaan, buruknya work-life balance, dan lain-lain.
Akibat Buruk Hustle Culture
Sebenarnya tidak ada salahnya bekerja keras, namun jika terlalu mementingkan pekerjaannya tersebut sampai mengabaikan istirahat, maka tentu akan timbul dampak buruk pada diri, terutama bagi kesehatan fisik dan mental.
Berdasarkan berbagai penelitian, waktu kerja yang panjang memiliki kaitan erat dengan stres dan juga depresi, dilansir dari AloDokter. Bisa juga muncul sejumlah keluhan fisik, misalnya sering merasa pusing, perut sakit, atau tak enak badan. Jika dilakukan dalam jangka panjang, kebiasaan hustle culture bisa lebih berbahaya untuk tubuh.