Waspada! Kebiasaan Menunda Tidur Bisa Ganggu Kesehatan Fisik dan Mental
- https://unsplash.com/id/foto/wanita-dengan-kemeja-lengan-panjang-hitam-duduk-di-sofa-biru-5fg2k51iZ34
Lifestyle, VIVA Bali – Fenomena menunda tidur meski tubuh sudah lelah ternyata bukan sekadar kebiasaan buruk tanpa alasan. Istilah populer untuk hal ini adalah revenge bedtime procrastination, yakni keputusan sadar untuk menunda waktu tidur demi mendapatkan waktu pribadi setelah seharian penuh dipenuhi aktivitas.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Provitae (2023), fenomena ini muncul ketika individu merasa bahwa sepanjang hari mereka kehilangan kendali atas waktu, sehingga malam hari menjadi momen balas dendam untuk melakukan hal-hal menyenangkan, seperti scrolling media sosial, menonton film, atau sekadar bersantai. Aktivitas ini memberikan ilusi kebebasan, meskipun pada akhirnya justru mengorbankan kualitas tidur.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Indonesia (59,5 %) tergolong dalam kategori tinggi dalam praktik menunda tidur, sementara 93,8 % mengakui bahwa jadwal harian yang sangat padat menjadi alasan utama melakukan hal ini. Aktivitas seperti bermain gadget (26,5 %) dan kesulitan memulai tidur (10,3 %) turut berkontribusi
Artikel lain juga menegaskan bahwa revenge bedtime procrastination sering kali dialami oleh orang-orang dengan tingkat stres tinggi atau jadwal padat. Meski tampak sepele, kebiasaan ini berdampak nyata pada kesehatan.
Kurang tidur akibat sering menunda waktu istirahat bisa memengaruhi fungsi kognitif, konsentrasi, hingga sistem imun. Akibatnya, tubuh lebih mudah lelah, rentan sakit, bahkan berisiko mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi. Dengan kata lain, waktu me time yang didapat dari menunda tidur justru berbalik menjadi bumerang bagi kesehatan jangka panjang.
Langkah Preventif Mengatasi Kebiasaan Menunda Tidur
Mencegah penundaan tidur bukan berarti menghapus kebutuhan akan waktu pribadi, tetapi mengatur ulang cara kita memanfaatkannya. Para ahli menyarankan pentingnya manajemen waktu yang sehat: menyusun prioritas harian dan memberi ruang bagi aktivitas menyenangkan di siang atau sore hari. Dengan begitu, keinginan untuk mencuri waktu di malam hari bisa berkurang.
Selain itu, ada juga langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan: seperti menetapkan jam tidur yang konsisten, mengurangi paparan layar gadget sebelum tidur, serta menciptakan rutinitas malam yang menenangkan, misalnya membaca buku ringan atau melakukan meditasi singkat. Upaya ini membantu tubuh mengenali sinyal istirahat, sehingga tidur bisa datang lebih alami tanpa perlu ditunda.
Pada akhirnya, memahami bahwa kebutuhan akan istirahat sama pentingnya dengan kebutuhan akan kebebasan waktu adalah kunci. Dengan menyeimbangkan keduanya, kita bisa tetap memiliki ruang untuk diri sendiri tanpa harus mengorbankan kesehatan.