Busui Wajib Tahu! ASI Booster Adalah Pilihan Terakhir, Ini Alasannya
- https://www.pexels.com/photo/unrecognizable-mother-feeding-baby-on-couch-7282322/
Kesehatan, VIVA Bali – Maraknya produk ASI booster yang dijual bebas dan direkomendasikan di media sosial membuat banyak ibu menyusui (busui) tergoda untuk mencobanya. Namun, para ahli dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan bahwa konsumsi suplemen penambah ASI tidak boleh sembarangan karena setiap ibu memiliki kondisi yang berbeda.
Peringatan ini disampaikan oleh Dr. dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A., Subsp.Neo(K) dari Badan Peningkatan dan Pengembangan ASI IDAI (BP2ASI IDAI) dalam webinar yang digelar Minggu, 3 Agustus 2025, Dikutip dari Antara.
“Penggunaan ASI booster harus ada indikasi medis yang jelas. Pemilihannya juga harus berbasis bukti ilmiah, zat apa yang memang terbukti efektif dan aman digunakan,” tegas dr. Wiyarni.
Dr. Wiyarni mengingatkan bahwa ibu menyusui sebaiknya tidak bergantung sepenuhnya pada ASI booster. Sering kali masalah ASI sebenarnya dapat diatasi dengan memperbaiki teknik menyusui.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Satgas ASI IDAI, Dr. dr. Naomi Esthernita F.D., Sp.A., Subsp.Neo(K). Menurutnya, keberhasilan menyusui justru ditentukan oleh teknik pelekatan, posisi yang benar, dan kondisi psikologis ibu yang baik.
“ASI booster itu hanya pilihan kesekian. Yang terpenting adalah pelekatan dan posisi menyusui benar. Kalau itu tepat, produksi ASI akan lebih baik. Selain itu, stres juga harus dikelola. Percuma diberi ASI booster sebanyak apa pun jika teknik menyusui salah dan ibu stres,” jelas dr. Naomi.
Pemberian ASI eksklusif (hanya ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain) untuk bayi usia 0–6 bulan menjadi program prioritas Kementerian Kesehatan RI.