Lebih Baik Bertahan Demi Anak atau Berpisah Demi Kewarasan?

ilustrasi perselisihan suami istri
Sumber :
  • https://www.pexels.com/id-id/foto/gadis

Lifestyle, VIVA BaliBanyak pasangan yang sudah tidak bahagia dalam pernikahan tetap memilih bertahan dengan satu alasan: anak. Mereka mengesampingkan luka batin dan konflik yang terus membara, karena takut keputusan berpisah akan melukai anak. Tapi di sisi lain, ada suara hati yang menjerit: bagaimana jika bertahan justru menghancurkan diri sendiri?

Hati-hati! 6 Tanda Rumah Tanggamu Sedang Tidak Sehat Meskipun Terlihat Biasa Saja

Pertanyaan ini muncul di banyak rumah tangga yang terlihat utuh dari luar tapi retak dari dalam. Mana yang lebih penting: kebahagiaan orang tua atau kestabilan emosional anak?

Bertahan demi anak sering dianggap pengorbanan mulia

Mengapa Anak Semakin Sulit Diajak Bicara Saat Memasuki Remaja

Bertahan demi anak sering disebut sebagai bentuk tanggung jawab dan kasih sayang. Banyak orang tua percaya bahwa keluarga yang lengkap, meskipun tidak harmonis, tetap lebih baik daripada perceraian. Anak dianggap butuh figur ayah dan ibu secara utuh dalam satu atap.

Namun menurut Child Mind Institute, anak-anak yang tumbuh di tengah konflik orang tua justru lebih berisiko mengalami kecemasan, depresi, dan masalah perilaku. Artinya, keluarga utuh tidak selalu sehat jika tidak disertai kedamaian batin.

Apakah Terlalu Banyak Les Bisa Merampas Masa Kecil Anak?

Anak bisa merasakan hubungan yang tidak sehat

Meskipun tidak menyaksikan pertengkaran langsung, anak-anak bisa merasakan ketegangan yang terjadi di rumah. Suasana dingin, diam-diaman, atau interaksi yang kaku antara orang tua bisa membekas di memori anak.

Halaman Selanjutnya
img_title