Mengapa Banyak Fresh Graduate Gagal di Tahap Interview Kerja?

ilustrasi interview Foto oleh Edmond Dantes
Sumber :
  • https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang

Lifestyle, VIVA Bali – Interview kerja sering menjadi batu sandungan bagi fresh graduate, meski nilai akademik dan CV mereka terlihat menjanjikan. Tidak sedikit yang gugup, bingung menjawab, atau terlihat kurang percaya diri saat diwawancara, akhirnya gagal di tahap penting ini. Lalu apa penyebab sebenarnya kenapa fresh graduate gagal interview?

Awas Kecanduan! Berikut, Tips Cegah Anak Tidak Kecanduan Gadget

Kurang persiapan dan riset terhadap perusahaan

Banyak fresh graduate tidak mempersiapkan diri dengan riset mendalam tentang perusahaan dan posisi yang dilamar. Saat diminta menjelaskan nilai perusahaan atau tantangan perusahaan, mereka bingung atau memberikan jawaban samar. Menurut Forbes, sekitar 47% pelamar yang gagal mengaku tidak tahu cukup soal perusahaan saat diwawancara  .

Susah Buang Air Besar? Berikut 9 Cara Atasi Sembelit

Jawaban terlalu umum dan kurang konkret

Seringkali jawaban yang disampaikan terlalu generik atau klise tanpa contoh konkret yang menggambarkan kemampuan diri. Pewawancara menginginkan jawaban spesifik dengan detil situasi, tindakan, dan hasil yang kamu capai. Artikel Forbes menyebut salah satu kesalahan utama fresh graduate adalah memberi jawaban yang lemah atau dangkal tanpa cerita yang jelas.

Mahasiswa Universitas China Diperintahkan untuk Memantau Rekan-Rekan Mereka

Kurangnya percaya diri dan kesalahan bahasa tubuh

Kurangnya eye contact, bahasa tubuh pasif, dan sikap gugup dapat membuat kesan kurang siap dan tidak percaya diri. The Guardian melaporkan bahwa sekitar 40% manajer merasa pelamar Gen Z gagal wawancara karena tidak mampu menjaga eye contact atau tidak berpakaian profesional.

Soft skill dan pengalaman praktis yang belum cukup

Fresh graduate sering memiliki nilai akademis tinggi, tetapi kurang pengalaman lapangan. Kurangnya kemampuan komunikasi, problem solving, dan kerja sama tim membuat mereka kalah dari pelamar yang memiliki pengalaman organisasi atau magang. Laporan dari Economic Times dan testgorilla menyebut adanya gap antara kurikulum kampus dan kebutuhan industri.

Tekanan mental menghadapi interview

Gen Z cenderung mengalami kecemasan tinggi saat menghadapi interview. Tekanan karena tidak terbiasa wawancara tatap muka, takut gagal, dan pengalaman baru bisa membuat performa mereka menurun. The Guardian mencatat banyak kandidat Gen Z merasa interview terlalu membingungkan dan stres.

Interview sebagai proses satu arah

Beberapa fresh graduate tidak memanfaatkan kesempatan bertanya saat sesi akhir interview, sehingga terkesan pasif atau kurang tertarik. Pewawancara biasanya ingin melihat apakah kandidat benar-benar ingin bekerja di sana. Forbes menyebut bahwa pelamar yang tidak bertanya balik cenderung dianggap tidak terlibat.