Demam Tinggi di Malam Hari? Bisa Jadi Itu Gejala Pneumonia!
- https://www.pexels.com/photo/african-american-female-doctor-putting-on-protective-mask-6303581/
“Jenis konjugat direkomendasikan untuk dewasa mulai usia 18 tahun ke atas, sementara vaksin polisakarida disarankan untuk usia 50 tahun ke atas. Saat ini, kita juga sudah memiliki vaksin generasi terbaru, yakni PCV-20, yang memiliki cakupan perlindungan lebih luas,” ungkapnya.
Banyak orang ragu untuk vaksinasi karena khawatir dengan efek samping. Namun menurut Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, K-AI, FINASIM, Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, efek samping vaksin pneumonia bersifat ringan dan sementara.
“Biasanya efek lokal berupa nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan. Sedangkan efek sistemik bisa berupa demam ringan yang hilang dalam dua sampai tiga hari,” jelasnya.
Vaksinasi bukan hanya bentuk perlindungan diri, tetapi juga tanggung jawab sosial untuk melindungi orang-orang di sekitar kita, terutama kelompok rentan seperti lansia, penderita penyakit kronis, atau orang dengan sistem imun lemah.
“Pneumonia bisa menyerang siapa saja. Maka dari itu, lebih baik mencegah sebelum terlambat. Vaksinasi adalah langkah kecil dengan manfaat yang besar,” tegas Sukamto.
Pneumonia bukan flu biasa. Gejalanya sering tak dikenali hingga mencapai tahap serius. Melalui deteksi dini dan vaksinasi, kita bisa menghindari risiko penyakit ini berkembang menjadi ancaman besar bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jangan abaikan dan cegah sejak dini.