Olahraga Pacu Jalur dari Riau yang Mendunia
- https://id.pinterest.com/pin/180284791330399630/
Lifestyle, VIVA Bali – Setiap Agustus, tepian Batang Kuantan di Riau berubah menjadi lautan kayu panjang, suara meriam, dan sorak-sorai ribuan penonton. Inilah Pacu Jalur, tradisi balap perahu raksasa khas Kabupaten Kuantan Singingi, yang kini tak hanya menjadi kebanggaan lokal, tapi juga sorotan dunia.
Awal Pacu Jalur bermula dari kebutuhan mengangkut hasil bumi menggunakan perahu jalur panjang 25–40 meter. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-17, saat jalur menjadi “jalan air” utama di daerah yang belum terjangkau jalan darat.
Seiring berjalannya waktu, lomba ini berkembang menjadi perayaan ritual, terutama pada perayaan Islam seperti Maulid Nabi serta peringatan Kemerdekaan RI setiap 17 Agustus.
Warisan Budaya
Pacu Jalur telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional sejak 2014. Kini juga masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN), kementerian Pariwisata resmi menetapkan balap ini menjadi salah satu dari 10 event budaya unggulan di Indonesia.
Pandemi digital tidak memadamkan gaungnya malah berubah menjadi kekuatan global lewat fenomena viral “aura farming”, di mana atlet muda di ujung perahu menari teatrikal, menebar semangat hingga ke TikTok dan Instagram dunia.
Setiap jalur diisi 50–60 pendayung dengan peran khusus penyemangat, tukang irama (onkai), hingga nakhoda. Semua bagian bekerja agar jalur meluncur cepat melewati arus.