Tradisi Gawai Sebagai Pesta Syukur Masyarakat Dayak

Beramai-ramai di tengah Gawai
Sumber :
  • https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/06/Gawai_Dayak_2024_-_28.jpg

Tradisi, VIVA BaliKetika musim panen usai, suasana kampung-kampung Dayak di Kalimantan Barat berubah riuh. Gong ditabuh, tarian tradisional digelar, aroma masakan khas memenuhi udara. Semua orang, tua maupun muda, berkumpul merayakan sebuah pesta adat yang disebut Gawai. Perayaan ini bukan sekadar pesta panen, melainkan ungkapan syukur atas hasil bumi sekaligus sarana mempererat ikatan sosial masyarakat Dayak.

Sakralnya Aruh Besar Bagi Masyarakat Dayak

 

Menurut penelitian Effendi di tahun 2022, Gawai memiliki makna mendalam sebagai pendorong kohesi sosial. Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Dayak tetap menjadikan tradisi ini sebagai ajang untuk merawat persaudaraan dan mengajarkan nilai kebersamaan. Bagi generasi tua, Gawai adalah ruang untuk mewariskan kearifan leluhur. Bagi generasi muda, Gawai adalah kesempatan untuk memahami identitas budaya mereka.

Jemparingan Panahan Tradisional yang Menyatukan Raga dan Batin

 

Perayaan Gawai biasanya berlangsung meriah. Masyarakat menyajikan tuak, tarian perang ditampilkan, dan berbagai permainan tradisional digelar. Ritual adat dilakukan dengan penuh khidmat, sebagai tanda terima kasih kepada Sang Pencipta atas panen yang melimpah. Namun, esensi Gawai tidak berhenti di situ. Ia juga menjadi forum sosial yang menyatukan warga dari berbagai latar belakang, termasuk pendatang, dalam suasana persaudaraan.

Ngerebeg, Ritual Sakral untuk Menjaga Keseimbangan Alam Semesta

 

Nilai-nilai gotong royong tampak jelas selama Gawai berlangsung. Setiap keluarga berkontribusi dalam tradisi ini. Ada yang menyumbang makanan, ada yang membantu persiapan acara, lalu ada pula yang menghibur lewat musik dan tarian. Semua orang merasa memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan perayaan. Di sinilah terlihat bagaimana tradisi mampu menjadi media pendidikan sosial.

Halaman Selanjutnya
img_title