Ondel-Ondel, Boneka Raksasa Betawi Ikon Jakarta yang Menyimpan Makna Sakral
- https://www.instagram.com/p/C1y6qWTpBxC/?igsh=MWkyYjg1dHFqMGpqNg==
Budaya, VIVA Bali – Ondel-ondel adalah simbol budaya Betawi yang tidak lekang dimakan waktu. Boneka raksasa setinggi ±2,5 meter ini menjadi salah satu dari 8 ikon budaya Betawi yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2017. Penetapan tersebut menjadi bagian dari upaya melestarikan warisan budaya sekaligus memperkuat jati diri Jakarta sebagai kota yang kaya tradisi.
Awalnya, ondel-ondel merupakan bagian dari ritual masyarakat Betawi pra-Islam yang berfungsi menolak bala dan mengusir roh jahat. Dalam kepercayaan masyarakat tempo dulu, boneka ini menjadi personifikasi roh leluhur yang melindungi kampung dari penyakit atau gangguan gaib.
Sepasang ondel-ondel melambangkan keseimbangan:
Ondel-ondel pria berwajah merah melambangkan keberanian.
Ondel-ondel wanita berwajah putih mencerminkan kesucian dan kebaikan.
Makna tersebut kemudian berkembang. Kini ondel-ondel tak hanya berfungsi sebagai penjaga kampung, tetapi juga simbol keramahan dan kebanggaan warga Betawi.
Desain dan Struktur Ondel-Ondel
Boneka ini dibuat dari anyaman bambu yang membentuk kerangka besar, memungkinkan seseorang berada di dalamnya untuk menggerakkan tubuh boneka. Wajahnya berupa topeng berukuran besar yang dilengkapi rambut dari ijuk.
Ondel-ondel pria biasanya dicat merah, lengkap dengan kumis dan ekspresi gagah.
Ondel-ondel wanita dicat putih dengan riasan lembut yang mencerminkan kesopanan.
Keduanya mengenakan pakaian berwarna cerah, dilengkapi selendang, hiasan kepala, dan ornamen khas Betawi.
Pertunjukan dan Musik Pengiring
Dalam pesta rakyat, pernikahan, atau hajatan, ondel-ondel tampil dalam arak-arakan meriah. Gerakannya sederhana – maju, mundur, berputar, atau melambai – namun selalu memikat penonton.
Penampilan ini diiringi musik tradisional seperti tanjidor, gambang kromong, atau orkes kampung. Alat musik yang digunakan antara lain gendang (laki-laki dan perempuan), kempul, gong, kenong, kecrek, hingga terompet atau tehyan. Lagu-lagu Betawi seperti Si Jali-jali, Sirih Kuning, hingga Ondel-ondel kerap dimainkan untuk menambah semarak suasana.
Pelestarian dan Tantangan
Meski populer, pelestarian ondel-ondel menghadapi tantangan, seperti penyalahgunaan boneka ini untuk mengamen di jalanan tanpa memperhatikan nilai budayanya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama komunitas seni terus melakukan edukasi agar ondel-ondel tetap dihormati sebagai karya budaya luhur, bukan sekadar hiburan jalanan.
Ondel-ondel bukan sekadar boneka raksasa yang menghiasi jalan-jalan Jakarta. Ia adalah warisan budaya Betawi yang menyatukan sejarah, seni, dan nilai spiritual. Dengan menjaga kelestariannya, masyarakat tidak hanya mempertahankan identitas Jakarta, tetapi juga menghormati pesan leluhur yang tersimpan dalam setiap gerak dan irama ondel-ondel.