Pujawali Pura Luhur Tanah Lot, Ritual Suci yang Menyentuh Jiwa

Pura Tanah Lot Menjadi Tempat Pujawali Pura Luhur
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/foto/kuil-tanha-lot-bali-gm15416148

3. Ngaturang Banten, Persembahan Terakhir untuk Tuhan

Gasing Bali, Warisan Mainan Tradisional yang Terus Berputar

Setelah Nyekah, rangkaian upacara berlanjut dengan Ngaturang Banten, yang merupakan persembahan terakhir yang dipersembahkan di pura utama.

Ngaturang Banten adalah titik puncak dari Pujawali, di mana umat Hindu Bali memberikan persembahan terakhir kepada Tuhan sebagai bentuk rasa syukur atas segala berkat yang telah diterima.

Kenali Sistem Banjar yang Mengatur Kehidupan Sosial Masyarakat Bali

Persembahan ini biasanya terdiri dari nasi kuning, nasi putih, bunga, dan jajanan tradisional Bali yang disusun dalam bentuk gunungan.

Banten yang dipersembahkan dalam Ngaturang Banten adalah simbol dari rasa bhakti (pengabdian) umat kepada Tuhan.

I Gusti Ketut Jelantik, Tokoh Kunci dalam Perang Puputan Bali

Setiap elemen dalam banten memiliki makna tersendiri, di antaranya nasi kuning yang melambangkan kesejahteraan, buah-buahan yang melambangkan kelimpahan, dan bunga-bunga yang melambangkan kesucian dan keindahan alam.

4. Puja Dharma, Doa Bersama untuk Kedamaian dan Keselamatan

Setelah prosesi Ngaturang Banten, umat Hindu kemudian melakukan Puja Dharma, yaitu doa bersama yang dipimpin oleh Pemangku. Puja Dharma dilakukan untuk memohon keselamatan dan kedamaian bagi umat Hindu Bali, serta untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan sosial masyarakat.

Doa ini juga dipanjatkan untuk memohon agar Tuhan memberikan perlindungan kepada masyarakat Bali dari segala bentuk bencana, baik alam maupun sosial.

Puja Dharma juga memiliki makna sosial dan budaya yang sangat penting. Dalam doa bersama ini, umat Hindu Bali merayakan kehidupan dan kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka, serta saling menguatkan hubungan satu sama lain.

Halaman Selanjutnya
img_title