Ogoh-Ogoh, Dari Ritual Sakral ke Spektakel Modern

Ogoh-ogoh Bali, ritual yang jadi daya tarik internasional
Sumber :
  • https://www.istockphoto.com/id/search/2/image-film?phrase=ogoh+ogoh++foto

Parade ogoh-ogoh kini menjadi magnet wisata yang mendunia. Turis-turis dari Eropa, Australia, dan Asia rela datang lebih awal sebelum Nyepi hanya untuk menyaksikan pawai ogoh-ogoh di Denpasar, Ubud, atau Kuta. Media sosial pun ikut mengangkat pamor ogoh-ogoh, foto-foto parade tersebar viral di Instagram dan TikTok, mengundang rasa kagum sekaligus penasaran.

Sering Minum Kopi, Semakin Berumur Panjang? Apa Kata Peneliti Harvard?

Namun, di tengah gegap gempita itu, ada suara yang mengingatkan agar jangan sampai unsur hiburan mengalahkan nilai sakral ogoh-ogoh. Beberapa pemimpin adat mengingatkan agar warga tetap mengutamakan makna spiritual, bukan sekadar mengejar popularitas.

Tantangan dan Masa Depan

Tantangan terbesar ogoh-ogoh modern adalah biaya. Sebuah ogoh-ogoh berukuran besar dengan teknologi canggih bisa menelan biaya Rp 20 juta hingga Rp 50 juta. Tak semua banjar mampu menggalang dana sebesar itu, apalagi di desa-desa kecil.

Fakta Menarik di Balik Tempat Tidur Berantakan, Ungkap Siapa Dirimu!

Ke depan, para seniman berharap ada dukungan lebih besar, baik dari pemerintah maupun swasta, untuk menjaga kelangsungan tradisi ini. Di sisi lain, penting juga untuk membimbing generasi muda agar tetap memegang teguh nilai-nilai budaya di tengah arus modernisasi.

Ogoh-ogoh adalah cermin Bali, sebuah wilayah yang mampu memadukan tradisi kuno dengan inovasi modern tanpa kehilangan jati diri. Boneka raksasa ini bukan hanya pengusir roh jahat, tetapi juga simbol kreativitas, kebersamaan, dan semangat menjaga keseimbangan alam dan sosial.

Strategi Efektif Mewujudkan Work Life Balance

Setiap kali ogoh-ogoh itu diarak di jalanan, sesungguhnya kita sedang menyaksikan bukan hanya parade, tapi juga perjalanan panjang budaya Bali yang terus hidup dan berkembang.