Tren Minuman Manis Picu Penyakit Kronis di Usia Muda, Begini Penjelasan Dokter
- https://www.antaranews.com/berita/5102189/dokter-ingatkan-generasi-muda-waspadai-tren-minuman-manis
Lifestyle, VIVA Bali – Dokter internal Klinik Bumame Cabang Cideng, Jakarta Pusat, Gilbert Golhi mengingatkan kaum muda untuk lebih berhati-hati terhadap kebiasaan mengonsumsi minuman manis yang kini semakin populer di masyarakat.
“Kalau dulu penyakit kronis seperti diabetes atau jantung baru terlihat di usia 40 tahun, sekarang usia 20-an sudah banyak yang kena,” kata Dokter Klinik Bumame Gilbert Golhi dalam diskusi kesehatan di Klinik Bumame Cabang Cideng, Jakarta Pusat. Kamis 11 September 2025.
Kemudian, Dokter Klinik Bumame menjelaskan jika tren minuman kekinian seperti kopi susu dan boba mengandung gula, susu, serta topping berkalori tinggi yang dapat memberi beban berlebih pada tubuh.
“Kalorinya bisa ratusan dalam satu gelas, ini membebani tubuh jika diminum terus-menerus,” ujar Dokter Klink Bumame, dilansir dari antaranews.com.
Selain membatasi konsumsi minuman manis, Gilbert Golhi menekankan pentingnya melakukan aktivitas fisik. Merekomendasikan generasi muda mengikuti panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu olahraga 150 menit setiap minggu.
Lebih lanjut, Gilbert Golhi mengungkap jika olahraga tidak akan memberikan manfaat optimal bila jumlah kalori yang dikonsumsi jauh melebihi energi yang terbakar.
Selain itu juga menyoroti kebiasaan makan cepat saji, porsi berlebihan, serta jarang melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai faktor yang memperbesar risiko terkena penyakit tidak menular.
“Kalau diperiksa rutin, penanganan bisa lebih cepat dan sederhana,” tutur Dokter Klinik Bumame, Gilbert Golhi.
Kemudian, Gilbert Golhi menyarankan pola hidup sehat dibangun sejak usia muda. Dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, serta vaksinasi sesuai anjuran dapat membantu mencegah timbulnya penyakit kronis di masa depan.
“Imun yang kuat adalah kunci. Kalau kita sudah sadar sejak muda, beban kesehatan di masa depan bisa lebih ringan,” pungkas Gilbert Golhi.
Dengan langkah-langkah tersebut, generasi muda diharapkan mampu menjaga kesehatan jangka panjang sekaligus menurunkan risiko penyakit kronis yang kian banyak menyerang di usia produktif.