Waspada! Ada Racun Mematikan di Udara yang Kita Hirup Setiap Hari

Ilustrasi seorang pria memakai gas masker.
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/a-man-in-white-glasses-wearing-a-gas-mask-7959350/

Kesehatan, VIVA Bali – Kualitas udara di sejumlah kota besar Indonesia semakin memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kenyamanan, tetapi juga berpotensi memicu berbagai penyakit serius. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap zat-zat berbahaya yang terkandung dalam polusi udara.

Sering Loyo dan Nggak Fokus? Ginseng Bisa Jadi Penyelamat

"Udara buruk biasanya mengandung partikel dan gas yang berbahaya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025, dikutip dari Antara.

Aji menjelaskan bahwa udara yang tercemar mengandung partikel berukuran sangat kecil yang dapat masuk jauh ke dalam tubuh. Berikut zat-zat yang perlu diwaspadai:

Mau Turun Berat Badan? Coba 4 Resep Makanan Tinggi Protein Rendah Kalori Ini!

PM2.5 dan PM10: partikel debu halus yang dapat menembus saluran pernapasan dan menyebabkan infeksi pernapasan, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), hingga penyakit jantung. Dalam kondisi parah, bisa memicu kematian dini.

Karbon Monoksida (CO): gas tak berbau dan tak berwarna ini dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Pada ibu hamil, kondisi ini dapat memicu bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) dan meningkatkan risiko kematian perinatal.

Rekomendasi 4 Obat Diare pada Anak-Anak Hingga Orang Dewasa

Ozon (O₃), Nitrogen Dioksida (NO₂), dan Sulfur Dioksida (SO₂): gas-gas beracun ini dapat menimbulkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan serta memperparah gangguan paru-paru yang sudah ada.

Untuk mengurangi paparan polusi udara, Aji menyarankan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah berikut:

Gunakan masker ketika kualitas udara memburuk, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak yang sudah bisa memakainya.

Hindari aktivitas di luar rumah terlalu lama, terutama saat indeks kualitas udara berada pada kategori tidak sehat.

Perbaiki kualitas udara di rumah dengan menyediakan ventilasi yang baik serta menanam tanaman penyaring udara seperti lidah mertua atau sirih gading.

Hentikan kebiasaan membakar sampah atau menggunakan kompor kayu yang menghasilkan asap pekat.

Kurangi penggunaan produk berbahan kimia keras, seperti pengharum ruangan, semprotan, dan pembersih rumah tangga, karena dapat melepaskan senyawa berbahaya (Volatile Organic Compounds).

Jangan merokok di dalam rumah, karena asap rokok dapat memperburuk pencemaran udara dalam ruangan.

Aji menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan perubahan kecil yang bisa berdampak besar pada kualitas udara.

"Mulailah dari rumah dengan tidak membakar sampah, tidak merokok di dalam rumah, dan meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya. Langkah sederhana ini dapat melindungi kita dari dampak buruk polusi udara," ujarnya.

Kualitas udara yang kita hirup setiap hari berhubungan langsung dengan kualitas kesehatan kita. Semakin cepat langkah pencegahan dilakukan, semakin besar peluang untuk hidup lebih sehat di masa depan.