Sasando dari Timur yang Mengalun Hingga Seluruh Dunia

Alat Musik Sasando yang Mendunia
Sumber :
  • https://www.vecteezy.com/photo/24054698-jakarta-indonesia-23-april-2023-the-sasando-musical-instrument-is-a-typical-indonesian-musical-instrument

Budaya, VIVA BaliDi antara angin kering dan lanskap karang Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, lahirlah sebuah alat musik yang tak hanya memikat telinga, tetapi juga menyentuh jiwa. Sasando, alat musik berdawai yang dipetik dengan dua tangan, bukan sekadar instrumen tradisional, ia adalah simbol resonansi antara manusia, alam, dan mimpi. Bentuknya yang menyerupai kipas lontar dan suaranya yang mengalun seperti harpa tropis menjadikan Sasando sebagai warisan budaya yang tak lekang oleh waktu, bahkan telah dikenal hingga panggung internasional.

Sejarah yang Bermula dari Mimpi

Keunikan Rindik Bali, Alat Musik Pentatonik yang Memikat Hati

Legenda Sasando bermula dari kisah Sangguana, seorang pemuda yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta pada putri raja. Untuk memenangkan hati sang putri, ia ditantang menciptakan alat musik yang belum pernah ada. Dalam mimpinya, Sangguana melihat bentuk instrumen yang indah dan suara yang merdu. Dari mimpi itulah Sasando lahir, berasal dari kata “sasandu” dalam bahasa Rote, yang berarti “bergetar” atau “berbunyi”. 

Bentuk yang Menyatu dengan Alam 

Sasando terdiri dari tabung bambu sebagai inti, dengan dawai yang direntangkan secara vertikal dan disangga oleh “senda”—penyangga nada yang mengatur tinggi rendahnya suara. Di sekelilingnya, anyaman daun lontar membentuk resonator alami yang disebut “haik”, menghasilkan efek akustik yang khas dan lembut. Penggunaan daun lontar bukan hanya estetika, tetapi juga cerminan kearifan lokal: memanfaatkan bahan yang tersedia di alam sekitar.

Cara Memainkan dengan Simfoni Dua Tangan 

Tari Muang Sangkal, Ikon Kesenian Sumenep untuk Ritual Tolak Bala

Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan kedua tangan secara berlawanan arah. Tangan kanan memainkan akor, sementara tangan kiri mengisi melodi dan bass. Teknik ini membutuhkan koordinasi, kepekaan, dan intuisi musikal yang tinggi. Tidak heran jika pemain Sasando sering dianggap sebagai penjaga tradisi sekaligus seniman spiritual. 

Sasando bukan hanya alat musik, tapi narasi hidup yang bergetar dari akar budaya Rote hingga panggung dunia. Di tengah arus modernisasi, Sasando tetap berdiri sebagai simbol bahwa suara alam, cinta, dan mimpi bisa menyatu dalam satu petikan. Bagi siapa pun yang ingin mengenal Indonesia lewat resonansi terdalamnya, Sasando adalah pintu yang tak hanya terbuka, tapi juga mengalun. 

Upacara Bekakak, Tradisi Sakral Warisan Kerajaan Yogyakarta yang Terus Dilestarikan