Sisingaan Subang, Simbol Perlawanan dan Persatuan Warga

Ilustrasi budaya Sisingaan masyarakat Subang, Jawa Barat
Sumber :
  • https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Atraksi_Sisingaan.jpg

Budaya, VIVA Bali –Sisingaan, sebuah kesenian khas dari Kabupaten Subang, Jawa Barat, telah lama menjadi bagian dari identitas budaya masyarakatnya. Pertunjukan ini menampilkan boneka singa yang dipanggul oleh empat orang, sementara seorang anak duduk di atasnya. Gambaran tersebut bukan sekadar tontonan, melainkan simbol yang sarat makna sosial dan budaya.

Pesona Kampung Adat Praijing, Menyelami Rumah Traditional Nusa Tenggara Timur

Menurut penjelasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sisingaan lahir dari semangat perlawanan masyarakat Subang terhadap kolonialisme. Boneka singa yang dipikul merepresentasikan “singa Belanda” yang pada masa itu menguasai tanah-tanah rakyat. Dengan demikian, setiap kali masyarakat mengangkat Sisingaan, mereka seakan menegaskan semangat untuk bangkit dari penindasan. Kemendikbud juga menekankan bahwa Sisingaan kini telah berkembang menjadi ikon daerah Subang yang dikenal hingga tingkat internasional.

Lebih dari sekadar simbol perlawanan, Sisingaan juga erat kaitannya dengan nilai sosial di tengah masyarakat. Pemerintah Kabupaten Subang menjelaskan bahwa kesenian ini biasanya hadir dalam momen penting, salah satunya prosesi khitanan anak laki-laki. Anak yang dinaikkan ke atas boneka singa dianggap menjalani transisi menuju kedewasaan, sementara masyarakat di sekitarnya turut serta memberi doa dan dukungan. Artinya, pertunjukan ini tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana memperkuat ikatan sosial.

Eksklusif! Kain Tapis Lampung, Tekstil Megah dengan Sulaman Emas

Selain prosesi khitanan, Sisingaan kini juga sering ditampilkan dalam perayaan besar seperti Hari Jadi Kabupaten Subang, festival budaya, hingga penyambutan tamu kenegaraan. Kehadirannya di ruang-ruang publik tersebut mempertegas peran Sisingaan sebagai media representasi identitas lokal yang dibanggakan bersama. Dengan begitu, generasi muda tak hanya melihatnya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai simbol warisan yang patut dijaga.

Popularitas Sisingaan pun semakin meluas seiring dengan gencarnya promosi pariwisata Jawa Barat. Banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, datang ke Subang untuk menyaksikan pertunjukan ini secara langsung. Pemerintah daerah melihatnya sebagai peluang strategis untuk memperkenalkan budaya lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Sisingaan bukan hanya kebanggaan masyarakat Subang, tetapi juga aset budaya yang berharga bagi Indonesia.

3 Festival Budaya Yogyakarta yang Memukau

Menariknya, meski berakar pada tradisi lama, Sisingaan tidak berhenti berkembang. Pertunjukan ini kini dikreasikan dengan berbagai variasi, mulai dari musik pengiring, kostum, hingga koreografi. Hal ini membuatnya tetap relevan di mata generasi muda sekaligus memperluas daya tariknya sebagai atraksi budaya. Pemerintah Kabupaten Subang bahkan menegaskan bahwa Sisingaan telah menjadi “identitas masyarakat Subang” yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka.

Di sisi lain, transformasi Sisingaan juga menjadi bukti bagaimana budaya lokal mampu beradaptasi dengan zaman. Ia tetap memelihara makna historisnya sebagai simbol perlawanan, sekaligus menghadirkan hiburan yang inklusif bagi masyarakat modern. Dengan demikian, Sisingaan berhasil menjaga keseimbangan antara menjaga warisan leluhur dan menjawab kebutuhan generasi masa kini.

Halaman Selanjutnya
img_title