5 Tradisi Unik Suku Tengger yang Menjadi Penjaga Gunung Bromo
- https://pixabay.com/photos/mountains-volcano-landscape-4522252/
Tradisi, VIVA Bali –Di lereng Gunung Bromo yang berkabut dan sakral, Suku Tengger menjaga tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad. Mereka bukan hanya penduduk pegunungan, tetapi penjaga nilai-nilai spiritual dan kosmologi Jawa kuno yang berpadu dengan ajaran Hindu. Berikut lima tradisi unik Suku Tengger yang tak hanya menarik, tapi juga sarat makna.
1. Yadnya Kasada
Upacara Yadnya Kasada adalah ritual paling ikonik Suku Tengger. Setiap tahun pada bulan purnama ke-14 dalam kalender Tengger, masyarakat membawa sesaji berupa hasil bumi, ternak, dan doa ke kawah Gunung Bromo. Ritual ini merupakan bentuk syukur kepada Sang Hyang Widhi dan penghormatan kepada leluhur Roro Anteng dan Joko Seger. Prosesi larung sesaji ke kawah menjadi simbol pengorbanan dan harapan akan berkah serta perlindungan.
2. Unan-Unan Kampung Wisata Panglong yang Erat dengan Tradisi
Unan-Unan adalah tradisi pembersihan spiritual yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Masyarakat Tengger percaya bahwa ritual ini dapat menolak bala dan membersihkan energi negatif dari desa. Prosesi ini melibatkan sesaji, doa, dan arak-arakan keliling desa. Unan-Unan bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga bentuk solidaritas sosial dan penguatan identitas komunal.
3. Hari Karo
Berbeda dari kalender Masehi, Suku Tengger merayakan Hari Karo sebagai penanda tahun baru. Tradisi ini diisi dengan doa, pertunjukan seni, dan jamuan bersama keluarga. Hari Karo menjadi momen reflektif untuk menghormati leluhur dan memperbarui hubungan sosial. Dalam suasana yang khidmat namun meriah, masyarakat menyatukan spiritualitas dan kebersamaan dalam satu perayaan.