Jineng Bali, Simbol Kemakmuran dan Keharmonisan dalam Arsitektur Tradisional Bali
- https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Jineng
3. Palemahan (Harmoni dengan Alam): Jineng dibangun dari bahan-bahan alami lokal (kayu, bambu, alang-alang). Bentuknya yang ramah lingkungan (ventilasi alami, insulasi atap) menunjukkan kearifan lokal dalam beradaptasi dengan iklim tropis dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
4. Simbol Kehidupan dan Kesuburan: Padi sebagai sumber kehidupan disimpan dalam wadah yang dihormati. Bentuk jineng yang menjulang juga bisa diinterpretasikan sebagai penghormatan kepada Dewi Sri (Dewi Kesuburan dan Padi).
Perkembangan dan Tantangan Masa Kini:
1. Perubahan Pola Pertanian & Konsumsi: Luas lahan sawah menyusut, banyak petani yang beralih profesi, dan pola konsumsi beras terkadang tergantikan. Hal ini mengurangi kebutuhan penyimpanan padi skala besar di setiap rumah.
2. Biaya Perawatan: Membangun dan merawat jineng asli (dari kayu berkualitas dan alang-alang) membutuhkan biaya dan keahlian khusus yang semakin langka.
3. Fungsi Berubah: Banyak jineng tradisional yang tidak lagi digunakan untuk menyimpan padi. Fungsi mereka berubah menjadi:
- Gudang Penyimpanan alat pertanian atau barang lainnya.