Jineng Bali, Simbol Kemakmuran dan Keharmonisan dalam Arsitektur Tradisional Bali

Jineng, Lumbung padi tradisional Bali
Sumber :
  • https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Jineng

1. Penyimpanan Padi: Fungsi utama jineng adalah menyimpan hasil panen padi (beras) secara aman dan tahan lama, menjamin ketahanan pangan keluarga untuk jangka waktu tertentu (biasanya hingga panen berikutnya).

Tradisi Omed-Omedan, Ciuman Massal yang Jadi Daya Tarik Unik di Bali

2. Simbol Kemakmuran: Ukuran dan kondisi jineng sering mencerminkan tingkat kemakmuran dan keberhasilan pertanian sebuah keluarga. Jineng yang penuh adalah impian setiap petani Bali.

3. Cadangan Strategis: Beras di jineng berfungsi sebagai cadangan makanan pokok, bahan baku upacara adat, dan juga sebagai "tabungan" yang bisa dijual atau ditukar saat membutuhkan uang.

Filosofi dan Makna Simbolis:

Ruwatan Rambut Gimbal, Warisan Budaya Dieng yang Sarat Filosofi dari Leluhur

Jineng bukan hanya bangunan fungsional; ia terikat erat dengan filosofi hidup masyarakat Bali, terutama Tri Hita Karana (Tiga Penyebab Kebahagiaan):

1. Parahyangan (Harmoni dengan Tuhan): Pembangunan jineng sering disertai dengan upacara kecil untuk memohon keselamatan dan kelimpahan hasil panen. Beras yang disimpan juga digunakan untuk persembahan dalam berbagai upacara keagamaan.

Rumput Laut Lembongan, Tradisi yang Terus Mengakar di Tengah Tantangan Zaman

2. Pawongan (Harmoni dengan Sesama Manusia): Jineng mewakili hasil kerja keras keluarga dan komunitas (Subak). Beras di jineng juga digunakan untuk menjamu tamu dan berbagi dalam konteks gotong royong atau upacara.

Halaman Selanjutnya
img_title