Paduan Mekaret Tradisional Bali, Tri Hita Karana, dan Kebugaran Anak
- https://www.pexels.com/id-id/foto/senang-15001881/
Budaya, VIVA Bali – Di banyak desa di Bali, suara tawa anak-anak yang bermain mekaret atau tarik tambang tradisional masih bisa terdengar. Dengan seutas tali sederhana, permainan ini mengikat lebih dari sekadar kekuatan fisik: ada nilai kebersamaan, sportivitas, dan keseimbangan yang lahir dari budaya.
Penelitian yang dilakukan oleh I Kadek Happy Kardiawan dan tim menegaskan bahwa permainan mekaret mampu meningkatkan kebugaran anak sekolah dasar. Mereka menemukan bahwa aktivitas ini tidak hanya melatih otot dan daya tahan tubuh, tetapi juga mengajarkan kerja sama serta kesadaran untuk menjaga keseimbangan hidup.
Filosofi Tri Hita Karana menjadi landasan penting dalam kajian ini. Tri Hita Karana berarti tiga sumber kebahagiaan: harmoni dengan Tuhan, harmoni dengan sesama manusia, dan harmoni dengan alam. Dalam konteks mekaret, harmoni dengan Tuhan tercermin dari rasa syukur atas kesehatan dan kesempatan bermain. Harmoni dengan sesama terlihat saat anak belajar bekerja sama, menahan ego, dan menghargai kekuatan tim. Sementara itu, harmoni dengan alam hadir ketika permainan dilakukan di ruang terbuka desa, yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
Tarik tambang tradisional ini juga memperlihatkan bagaimana permainan sederhana dapat menjadi sarana pendidikan yang menyeluruh. Anak-anak dilatih untuk kuat secara fisik, tetapi juga diajak untuk membangun karakter yang jujur, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Penelitian menunjukkan bahwa melalui mekaret, anak tidak hanya bergerak, tetapi juga belajar nilai-nilai kehidupan yang akan mereka bawa hingga dewasa.
Di tengah gempuran permainan digital, mekaret hadir sebagai pengingat bahwa budaya lokal punya cara sendiri untuk menjaga kebugaran generasi muda. Lebih dari sekadar permainan, ia adalah perwujudan filosofi hidup masyarakat Bali. Dengan menghidupkan kembali permainan seperti mekaret, sekolah dan komunitas turut menanamkan keseimbangan hidup sejak dini. Keseimbangan, yang menjadi inti dari Tri Hita Karana.