5 Desa Adat di Bali yang Masih Menjaga Tradisi Leluhur dengan Ketat

Wisatawan asing berfoto di Desa Penglipuran
Sumber :
  • http://conunpardemaletas.com/

Penglipuran juga memiliki awig-awig yang mengatur larangan penggunaan kendaraan bermotor di kawasan utama desa. Hasilnya, suasana tenang dan alami tetap terjaga. Tradisi gotong royong pun masih hidup, di mana masyarakat bahu-membahu dalam setiap kegiatan adat maupun pembangunan desa.

2. Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem

"Tersembunyi Tapi Bikin Terpukau!" 7 Destinasi Wisata Bali yang Wajib Masuk Bucket List 2025

Tenganan dikenal sangat eksklusif terhadap masuknya pengaruh luar. Sistem sosialnya sangat tertutup. Di sini, pernikahan hanya diperbolehkan sesama warga desa. Jika menikah dengan orang luar, maka warga tersebut dianggap keluar dari keanggotaan desa adat.

Upacara Usaba Sambah, yang berlangsung selama sebulan penuh, adalah peristiwa adat terbesar di desa ini. Dalam upacara ini, para pemuda akan mengikuti rangkaian kegiatan keagamaan yang melibatkan tarian sakral dan pembacaan lontar kuno. Semua ritual dilakukan di Bale Agung, balai pertemuan suci milik desa.

Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar Gencarkan Patroli KRYD, Satpam Diimbau Waspada Premanisme dan Gangguan Kamtibmas

Keberadaan Kain Gringsing, kain tenun ikat ganda khas Bali yang dianggap suci karena dipercaya mampu menangkal roh jahat dan penyakit, semakin memperkuat nuansa spiritual yang kental di Tenganan.

3. Desa Sidatapa, Buleleng

Di Sidatapa, tatanan adat diwariskan secara turun-temurun melalui lisan, sehingga tradisi tetap hidup secara alami dalam keseharian masyarakat. Selain bangunan rumah yang memiliki makna filosofis, desa ini juga dikenal dengan sistem kekerabatan prasi, di mana silsilah keluarga menjadi dasar pembentukan struktur sosial.

Halaman Selanjutnya
img_title
Met Gala 2025 “Superfine: Tailoring Black Style” Merayakan Keanggunan dan Identitas Budaya