Proyek Bawang Putih di Sembalun Diduga Bermasalah, Petani Menjerit
- TNGR/VIVA Bali
Ketua Kelompok Tani Pusuk Pujata, Egi Prisma Suryadi, menegaskan program ini sepenuhnya inisiatif HIMPUNI. Semua modal disiapkan, mulai dari benih, pupuk, hingga sarana produksi, dengan sistem bagi hasil.
“Ini murni pembenihan, bukan proyek pemerintah. Semua kebutuhan ditanggung HIMPUNI,” kata Egi.
Ia menambahkan, skema kerja sama memberi keleluasaan petani menentukan pupuk maupun obat yang digunakan. Varietas yang ditanam tetap Sangga Sembalun.
“Kami siap menjadikan kawasan ini pusat benih sekaligus tempat belajar,” ujarnya.
Meski berhasil panen, persoalan harga jual masih menghantui. Namun hasil perdana tidak akan dipasarkan. Seluruhnya dipakai untuk memperluas lahan menjadi 100 hektare pada 2026.
“ Itu komitmen bersama kami di HIMPUNI,” pungkasnya.