Penolakan Sekolah Garuda di Lombok Timur Dinilai Tak Berdasar

Tokoh Masyarakat Lombok Timur, Sawaludin
Sumber :
  • Amrullah/VIVA Bali

Lombok Timur, VIVA Bali – Polemik rencana pembangunan Sekolah Garuda di kawasan Lemor, Kecamatan Suela, Lombok Timur, masih terus memantik perdebatan. Sejumlah pihak menolak dengan dalih pelestarian lingkungan, namun ada pula yang menilai alasan tersebut terlalu dilebih-lebihkan dan tidak memiliki dasar yang kuat.

Audit Kasus Chromebook Rp32,4 M di Lotim Tersendat, Kejari Tempuh Jalur Cepat

Seorang tokoh pemuda Lombok Timur Sawaludin menyampaikan bahwa kondisi kawasan Lemor tidak seperti yang digambarkan pihak penolak. 

Menurut Pria yang akrab disapa Awenk ini, wilayah tersebut bukan hutan belantara yang harus dikhawatirkan secara berlebihan, melainkan area yang masih bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pendidikan unggulan.

Kebun Raya Lemor Terancam, Warga Suela Tolak Sekolah Elite

“Kalau nanti sekolah ini berdiri, justru mereka yang sekarang menolak akan menjadi orang pertama yang ingin mendaftarkan anak-anaknya. Jadi jangan sampai penolakan hanya didasarkan pada isu yang dilebih-lebihkan,” ujarnya. Kamis 11 September 2025

Ia menekankan, kehadiran sekolah internasional tersebut akan menjadi kebanggaan masyarakat Lombok Timur. Apalagi, kata dia, proses menghadirkan Sekolah Garuda tidak mudah, karena pemerintah daerah harus bersaing dengan banyak wilayah lain di Nusa Tenggara Barat bahkan di tingkat nasional.

Puskesmas Dituding Lalai, Warga Montong Betok Meninggal Saat Dirujuk

“Selama ini tidak banyak yang memperjuangkan Lemor. Baru sekarang muncul suara peduli, padahal menghadirkan sekolah unggulan seperti ini butuh kerja keras dan kompetisi panjang,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, tokoh masyarakat Suela, Parizi, menyatakan bahwa kawasan Kebun Raya Lemor (KRL) memiliki arti penting bagi kehidupan ribuan warga.

Halaman Selanjutnya
img_title