Ritual Ngelukat dan Air Mata, Ketika Banyuwangi Ethno Carnival Jadi Simbol Ketabahan
- Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi
Ajakan ini disambut dengan khidmat oleh semua yang hadir, menciptakan suasana hening yang sarat makna. Doa-doa dipanjatkan agar para korban meninggal KMP Tunu Pratama Jaya mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta agar keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan, dan keikhlasan.
Bupati Ipuk juga berharap ada titik terang bagi korban yang masih belum ditemukan dan kelancaran bagi tim SAR gabungan yang telah berjuang tanpa lelah selama sebelas hari pencarian.
"Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para petugas SAR, para relawan, TNI, Polri, dan teman-teman lain yang terlibat dalam pencarian korban dari kapal KMP Tunu," tambahnya, mengapresiasi upaya heroik mereka.
Dukungan dan simpati juga datang dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang turut hadir dan secara resmi membuka BEC 2025. Sebelum acara dimulai, Gubernur Khofifah menyempatkan diri mengunjungi keluarga korban di Pelabuhan Ketapang, didampingi Forkopimda Banyuwangi, dan menyerahkan santunan kepada ahli waris asal Jawa Timur.
"Tadi saya bertemu dengan para ahli waris korban di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Saya menyampaikan duka cita kami kepada mereka. Semoga amal para korban diterima, khilafnya diampuni, dan keluarganya diberi kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa," tuturnya, seraya mengajak hadirin untuk membaca Surah Al-Fatihah bagi para korban.
Meskipun diselimuti duka, BEC 2025 tetap mengusung tema yang mendalam dan kaya makna: "Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual". Tema ini secara apik mengisahkan fase-fase kehidupan masyarakat Suku Osing, suku asli Banyuwangi, mulai dari sebelum lahir hingga meninggal dunia.
"Ngelukat" sendiri merepresentasikan ritual pembersihan atau pensucian yang menjadi bagian penting dari tradisi masyarakat Osing. Melalui tema ini, BEC tidak hanya menampilkan keindahan kostum, tetapi juga edukasi mengenai filosofi dan kearifan lokal suku Osing, menjaga warisan budaya tetap hidup dan relevan di tengah masyarakat modern.