Kuasa dan “Kebenaran” dalam Kacamata Foucault

Jasa besar itu bernama Foucault
Sumber :
  • https://cdn.britannica.com/88/61988-050-CF52C93A/Paul-Michel-Foucault.jpg

Arkeologi dan Genealogi Wacana

Makna Lagu On Bended Knee, Tentang Harapan hingga Penyesalan

Foucault mengembangkan dua pendekatan untuk membaca wacana. Pertama, arkeologi wacana dengan tujuan menelusuri lapisan-lapisan sejarah yang membentuk pengetahuan. Misalnya, bagaimana standar tubuh ideal terbentuk dari majalah mode, iklan, hingga budaya populer. Lalu genealogi wacana yang menyingkap hubungan kuasa di baliknya. Misalnya, siapa yang diuntungkan dari industri kecantikan, dan siapa yang tersingkir. Dengan cara-cara itu, Foucault mengajak kita untuk tidak hanya menerima kebenaran apa adanya, melainkan bertanya tentang siapa yang menciptakan “kebenaran” itu, dan untuk kepentingan siapa?

Mengapa Masih Relevan?

Hari ini, di tengah banjir informasi dan perdebatan online, pemikiran Foucault justru terasa semakin segar. Isu hoaks, perang wacana politik, bahkan perdebatan soal sains dan agama, semuanya berkisar pada siapa yang berhak menentukan kebenaran.

Kenali Bahaya Gas Air Mata bagi Mata dan Tubuh

Foucault mengingatkan kita, bahwa setiap “fakta” adalah hasil pergulatan kuasa. Dan tugas kita sebagai pembaca kritis adalah menelisik, siapa yang bicara, atas nama siapa, dan untuk siapa.

Foucault tidak menyuruh kita menolak kebenaran, melainkan lebih waspada. Di balik setiap kata, ada kuasa yang bekerja. Dan justru di situlah letak kebebasan kita. Untuk berani mempertanyakan apa yang tampak seolah-olah sudah pasti.

Lebih dari 70% Sistem Imun Ada di Usus, Begini Cara Menjaganya Tetap Sehat