Tantangan Ruang Publik, Penggunaan Jalur Sepeda Yang Tidak Semestinya
- https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-lanjut-usia-bersepeda-di-jalur-taman-kota-32173346/
Gaya Hidup, VIVA Bali – Kota-kota yang berupaya menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pesepeda dan pejalan kaki seringkali menghadapi tantangan terkait tata kelola ruang publik. Jalur sepeda yang seharusnya menjadi fasilitas aman, kadang tersalahgunakan untuk parkir kendaraan, lapak pedagang kaki lima, atau menjadi area yang terlalu padat oleh pejalan kaki.
Dampak Penyalahgunaan Jalur Sepeda
Penyalahgunaan jalur sepeda dapat menimbulkan berbagai masalah serius bagi pengguna jalan. Laman ITDP Indonesia, dikutip dari studi tentang keselamatan pesepeda, menjelaskan bahwa jalur sepeda yang terhalang dapat memaksa pesepeda untuk beralih ke jalur kendaraan bermotor yang lebih berbahaya atau bahkan ke trotoar yang seharusnya menjadi hak pejalan kaki. Parkir liar kendaraan bermotor di jalur sepeda tidak hanya menghambat mobilitas pesepeda, tetapi juga menciptakan potensi konflik antara pesepeda dan pejalan kaki jika mereka terpaksa berbagi ruang trotoar yang sempit.
Regulasi Dan Penegakan Hukum Di Tingkat Lokal
Penegakan hukum dan regulasi yang jelas sangat dibutuhkan untuk menjaga fungsi jalur sepeda dan trotoar. Laman berita perkotaan asing seperti Science Direct, dikutip dari laporan tentang manajemen ruang publik, sering menyoroti pentingnya regulasi yang tegas dan penegakan yang konsisten untuk menertibkan parkir liar dan pedagang kaki lima di area yang tidak semestinya. Pemerintah daerah, melalui Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Perdagangan, perlu bekerja sama untuk menciptakan zona yang jelas bagi setiap aktivitas-misalnya, menetapkan area khusus untuk pedagang kaki lima atau meningkatkan parkir resmi.
Desain Perkotaan Yang Inklusif Dan Fungsional
Solusi jangka panjang untuk masalah ini terletak pada desain perkotaan yang lebih inklusif dan fungsional. Laman desain perkotaan seperti Science Direct, dikutip dari artikel tentang desain jalan raya yang berpusat pada manusia, sering membahas pentingnya memisahkan secara fisik atau visual antara jalur sepeda, trotoar, dan area lalu lintas lainnya. Desain yang baik mempertimbangkan volume pejalan kaki, kebutuhan pedagang kaki lima (dengan menyediakan area yang sesuai), dan memastikan jalur sepeda tetap steril dari kendaraan bermotor.