Mengenal Plogging, Tren Lari dari Swedia yang Bikin Sehat dan Jaga Lingkungan
- https://www.pexels.com/photo/volunteer-people-picking-up-trash-and-plastics-7656742/
Gaya Hidup, VIVA Bali –Pemandangan orang berlari di taman kota atau jalur pejalan kaki sudah menjadi hal yang biasa. Namun, belakangan ini muncul sebuah fenomena baru yang menarik perhatian, para pelari yang membawa serta kantong sampah. Mereka bukan petugas kebersihan, melainkan para pegiat Plogging, sebuah gerakan global yang menggabungkan olahraga dengan aksi nyata peduli lingkungan.
Tren yang lahir dari kepedulian di Swedia ini secara cerdas mengubah rutinitas olahraga lari menjadi aktivitas yang memiliki dampak ganda, menyehatkan tubuh sekaligus membersihkan planet. Dilansir dari berbagai sumber internasional, termasuk Program Lingkungan PBB (UNEP), Plogging kini telah menjadi tren kebugaran global yang diadopsi oleh jutaan orang di seluruh dunia. Ini bukan sekadar hobi sesaat, melainkan sebuah jawaban sederhana namun kuat untuk dua isu besar di zaman modern, gaya hidup kurang gerak dan masalah sampah plastik yang kian mengkhawatirkan.
Plogging Lahir dari Kepedulian Seorang Pelari di Swedia
Istilah Plogging sendiri, menurut situs resmi gerakannya, plogging.org, berasal dari kombinasi dua kata dalam bahasa Swedia: plocka upp (mengambil) dan jogga (jogging). Konsep brilian ini dipopulerkan sekitar tahun 2016 oleh Erik Ahlström, seorang pecinta alam yang pindah ke Stockholm dan merasa terganggu dengan banyaknya sampah yang ia lihat setiap kali berolahraga. Alih-alih hanya mengeluh, ia mulai mengorganisir kegiatan lari bersama sambil memungut sampah. Berkat kekuatan media sosial, gerakan organik ini pun dengan cepat menyebar dari Swedia ke negara-negara lain, menjadi sebuah fenomena global.
Manfaat Ganda Untuk Tubuh dan Bumi
Daya tarik utama Plogging terletak pada manfaatnya yang luar biasa. Seperti yang dijelaskan dalam panduan dari ritel outdoor terkemuka, REI, aktivitas ini memberikan stimulus fisik yang jauh lebih bervariasi daripada lari biasa. Saat Anda berhenti untuk mengambil sampah, Anda secara alami melakukan gerakan seperti squat (jongkok) atau lunge (menekuk lutut), yang melatih otot kaki, paha, dan bokong dengan cara yang berbeda.
Gerakan membawa beban (kantong sampah yang semakin berat) juga memberikan sedikit latihan tambahan untuk lengan dan otot inti. Ini mengubah lari monoton menjadi sesi latihan interval yang dinamis.
Di sisi lain, manfaat lingkungannya sangat nyata dan terukur. UNEP menyoroti Plogging sebagai salah satu contoh aksi lingkungan berbasis komunitas yang paling efektif. Setiap sampah plastik yang dipungut adalah kontribusi kecil namun berarti dalam perang melawan polusi yang merusak ekosistem. Gerakan ini mengubah setiap individu menjadi agen perubahan, menjadikan setiap sesi olahraga sebagai bentuk peduli lingkungan yang nyata.
Plogging di Indonesia, Gerakan yang Mulai Tumbuh
Meskipun belum sepopuler di Eropa, semangat Plogging sudah mulai berakar di Indonesia. Berbagai komunitas peduli lingkungan dan kelompok lari di kota-kota besar Jakarta dan Bali, seperti yang dicatat oleh platform Waste4Change, telah mulai mengadopsi dan mengorganisir acara Plogging. Gerakan ini sangat relevan dengan kondisi di Indonesia, di mana masalah sampah masih menjadi tantangan besar. Ini menunjukkan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, semakin sadar dan ingin mengambil bagian dalam solusi.
Cara Memulai Plogging, Ternyata Sangat Mudah
Salah satu keunggulan terbesar dari Plogging adalah kemudahannya. Anda tidak memerlukan peralatan mahal atau keahlian khusus. Panduan Plogging pemula untuk memulai sangatlah sederhana, siapkan sepatu lari yang nyaman, sepasang sarung tangan (sangat penting untuk melindungi tangan Anda dari kuman atau benda tajam), dan sebuah kantong untuk menampung sampah. Untuk lebih ramah lingkungan, disarankan menggunakan kantong yang bisa dipakai ulang. Mulailah dari lingkungan terdekat Anda, dan ingatlah bahwa tujuannya bukan untuk membersihkan seluruh area, tetapi untuk membuat perubahan kecil secara konsisten.