Mengenal Shinrin-yoku, Seni Terapi Hutan dari Jepang untuk Atasi Stres

Shinrin-yoku adalah seni terapi hutan dari negara Jepang
Sumber :
  • https://www.pexels.com/photo/a-woman-at-the-forest-with-her-grandmother-5590900/

Gaya Hidup, VIVA Bali –Di tengah tekanan hidup modern yang serba cepat, banyak dari kita mendambakan ketenangan dan cara untuk melepaskan stres. Berbagai metode mindfulness dan meditasi pun menjadi populer. Namun, ada satu praktik sederhana dari Jepang yang kini diakui secara global karena kemampuannya yang luar biasa dalam menenangkan jiwa, Shinrin-yoku.

5 Cara Mudah Agar Kulkas Bebas Noda dan Bau Tak Sedap

Secara harfiah berarti "mandi hutan" (forest bathing), terapi hutan Jepang ini bukanlah tentang berolahraga atau mendaki, melainkan tentang membenamkan diri secara sadar dalam atmosfer hutan. Ini adalah sebuah seni untuk terhubung kembali dengan alam melalui panca indera kita. Dilansir dari berbagai sumber kredibel seperti National Geographic dan badan pariwisata resmi Jepang, Shinrin-yoku adalah praktik yang didukung oleh sains untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara menyeluruh.

Apa Itu Shinrin-yoku? Seni 'Mandi' di Atmosfer Hutan

Inti dari Shinrin-yoku adalah proses yang lambat dan tanpa tujuan. Berbeda dengan hiking yang berfokus untuk mencapai puncak, filosofi Shinrin-yoku adalah tentang "menjadi", bukan "melakukan". Seperti yang dijelaskan oleh Japan.travel, tujuannya adalah untuk menyerap energi hutan melalui semua indra Anda. Praktiknya melibatkan berjalan perlahan di dalam hutan, sering berhenti, dan secara sadar memperhatikan lingkungan sekitar. Anda diundang untuk melihat detail warna daun, mendengarkan suara angin dan kicau burung, mencium aroma tanah yang lembap, merasakan tekstur kulit pohon, dan menghirup udara segar yang bersih. Ini adalah bentuk meditasi berjalan yang sangat mendalam.

Lahir dari Kebijakan Pemerintah Jepang

Segera! Bansos PKH dan BPNT Agustus 2025 Masih Cair, Begini Cara Mengeceknya

Menariknya, Shinrin-yoku bukanlah tradisi kuno, melainkan sebuah konsep modern. Praktik ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982 oleh Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang. Tujuannya adalah sebagai program kesehatan nasional untuk mengatasi tingkat stres dan penyakit terkait gaya hidup (karoshi atau kematian akibat terlalu banyak bekerja) yang tinggi di kalangan pekerja urban saat ledakan teknologi terjadi. Sejak saat itu, pemerintah Jepang telah menginvestasikan jutaan dolar untuk meneliti manfaatnya dan menetapkan puluhan jalur hutan terapi resmi di seluruh negeri.

Manfaat Ilmiah di Balik Terapi Hutan

Halaman Selanjutnya
img_title