Curhat di ChatGPT, Bisakah Gantikan Terapi Langsung dengan Manusia?

Terapi gratis dengan AI tak bisa bantu memproses emosi manusia
Sumber :
  • https://www.independent.co.uk/health-and-fitness/ai-therapy-chatgpt-b2725529.html

Lifestyle, VIVA Bali – Media internasional The Independent membagikan sebuah cerita dari pengalaman Charly, wanita berkebangsaan Inggris yang tengah melalui masa sulitnya dan kerap menggunakan alat bantu kecerdasan buatan seperti aplikasi ChatGPT.

5 Makanan Indonesia yang Ternyata Mirip dengan Makanan Malaysia

Di saat neneknya sedang mengalami sakit parah, ia menyampaikan, berbicara dengan ChatGPT membuatnya lebih nyaman.

Terutama ketika bertanya hal-hal yang sangat sulit untuk disampaikan kepada seseorang, ChatGPT membantunya menghadapi rasa sedih tersebut.

Apakah Cita-cita Perempuan Harus Terhenti Saat Menjadi Ibu Rumah Tangga?

Pertanyaan-pertanyaan yang kerap diberikan wanita berumur 29 tahun ini perihal sesuatu bersifat kasar dan berhubungan dengan soal kematian.

Di sisi lain, Elly yang berumur 27 tahun dari Wales, Britania Raya, juga mengungkapkan, ChatGPT bantu mengatasi rasa kesepiannya di saat ia butuh seseorang yang tidak akan menghakiminya.

Lebih Baik Bertahan Demi Anak atau Berpisah Demi Kewarasan?

Kemudian Julian dari Munich, Jerman, mengatakan saat ia tak sempat bertemu dengan terapisnya,  ChatGPT telah membantunya mengatasi masalah yang tengah dihadapi.

Pertanyaannya, apakah AI bisa menggantikan terapi yang sesungguhnya?

Penjelasan dari para psikoterapis

Masih dilansir dari sumber utama The Independent, seorang psikoterapis dan penulis bernama Charlotte Fox Weber berkata, AI tak sesungguhnya memahami rasa sakit yang dirasakan oleh manusia.

Kebanyakan teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI) ini selalu menyalin balik apa yang sudah dikatakan.

Karena AI tidak berpengalaman untuk mengenali tanda bahaya pada seseorang, hal ini berisiko terhadap orang dengan gangguan jiwa berat. Sebab AI belum bisa membedakan mana pernyataan nyata dan delusi.

Contoh dalam kasus pikiran bunuh diri maupun kecemasan berat, AI belum sanggup memberikan bantuan secara langsung.

Psikoterapis lainnya bernama Tasha Bailey turut menegaskan, terapi tak hanya persoalan tentang memberi saran. Terapi sesungguhnya ialah duduk bersama terapis dengan penuh rasa empati yang siap membantu pasiennya memproses dan mengelola emosi.

Tanpa manusia, dan tanpa rasa empati serta bantuan untuk mengelola emosi, membuat proses penyembuhan belum bisa terjadi sepenuhnya.

Teknologi buatan seperti aplikasi ChatGPT dapat memberi kenyamanan yang bersifat sementara.

Terutama untuk membantu seseorang mengungkapkan apa yang dirasakannya. AI juga dapat membantu mendorong seseorang tergerak mencari bantuan profesional.

Namun kelemahan AI, belum bisa menggantikan terapi yang dilakukan manusia dan hubungan personal yang begitu penting dan mendalam.