Jangan Biarkan Tubuh Alami Perut Buncit, Kenali Penyebabnya

Jangan biarkan perut jadi buncit
Sumber :
  • https://www.alodokter.com/perut-buncit

Kesehatan, VIVA BaliPerut buncit adalah permasalahan tubuh yang dialami semua orang. Perut buncit bisa mengganggu penampilan, tidak membuat percaya diri, dan sering disangka sedang hamil untuk wanita.

Bolehkah Berolahraga Jika Memiliki Masalah Jantung?

Dikutip dari www.alodokter.com, perut buncit merupakan tanda kelebihan berat badan, yang disebabkan penumpukan lemak dibawah kulit (subkutan) atau didalam rongga perut (viseral). Perut buncit karena penumpukan lemak dibawah kulit masih bisa dicubit, sedangkan perut buncit karena penumpukan didalam rongga perut tidak bisa dicubit.

Perut buncit karena penumpukan lemak dibawah kulit umumnya terjadi pada orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Sementara itu, perut buncit karena penumpukan lemak didalam rongga perut umumnya terjadi pada orang dengan berat badan berlebih maupun berat badan normal. 

7 Mitos Tentang Protein yang Harus Kamu Berhenti Percaya!

Penumpukan lemak didalam rongga perut pada orang yang berat badannya normal ditandai dengan perutnya yang buncit, namun di bagian tubuh lainnya tidak terlihat gemuk. Hal ini biasanya terkait dengan sindrom metabolik yaitu kumpulan kondisi yang meliputi lingkar perut melebihi batas normal, hipertensi, gula darah puasa tinggi, trigliserida tinggi, dan kadar kolesterol HDL rendah. Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, dan stroke. 

Selain itu perut buncit juga bisa menjadi gejala penyakit tertentu yang mengakibatkan penumpukan gas, kotoran (feses), atau cairan di dalam perut. Penyakit tersebut yang pertama adalah ketidakcocokan terhadap makanan atau minuman tertentu, misalnya kacang-kacangan, gandum, kubis, kembang kol, atau susu dan produk olahannya (intoleransi laktosa). Kedua, sembelit (konstipasi) yang menyebabkan penumpukan feses di usus besar.

Ingin Jantung Sehat? Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Tidur

Ketiga, gangguan pencernaan, misalnya dispepsia, radang usus, irritable bowel syndrome (IBS), dan pankreatitis. Keempat, penumpukan cairan pada rongga perut (asites), misalnya karena sirosis, gagal jantung kongestif, atau sindrom nefrotik. Kelima,  masalah pergerakan saluran pencernaan, misalnya penyakit hirschsprung, ileus paralitic, atau gastroparesis. Kemudian keenam, tumor yang misalnya diakibatkan kista ovarium atau kanker hati. Penyakit-penyakit ini biasanya terjadi secara perlahan.

Perut buncit juga dapat disebabkan oleh penyakit tertentu yang memerlukan penanganan secepatnya. Contohnya yang pertama, retensi urine, yaitu gangguan pada kandung kemih yang menyebabkan penderitanya tidak bisa buang air kecil. Kedua, obstruksi usus yaitu sumbatan di usus, baik usus halus maupun usus besar. Kemudian ketiga, peritonitis yakni peradangan di lapisan rongga perut akibat infeksi.

Gejala Perut Buncit

Perut buncit akibat penumpukan lemak atau obesitas biasanya gejalanya hanya lingkar perut berukuran ≥90 cm pada pria dan  ≥80 cm pada wanita. Disamping itu, perut buncit yang terjadi akibat penyakit biasanya muncul bersama dengan gejala lain, tergantung pada kondisi atau penyakit penyebabnya. Beberapa keluhan yang sering terjadi adalah perut kembung, sakit, atau kram. Kemudian mual dan muntah, sering buang angin, diare atau sembelit kronis, perut terasa penuh meski hanya makan sedikit, hilang nafsu makan, tinja berbau tidak sedap, sesak napas, berat badan naik drastis, BAB berdarah, serta pembengkakan pada pergelangan kaki

Kapan harus ke dokter

Konsultasikan ke dokter jika mengalami perut buncit. Apalagi jika perut buncit disertai keluhan yang lebih berat, seperti nyeri parah di perut atau punggung yang muncul tiba-tiba, perut terasa kaku atau keras, tidak bisa buang air kecil sama sekali, muntah terus-menerus, kram perut yang hilang timbul, tidak bisa buang air besar atau buang angin, dan berat badan tidak naik (pada bayi atau anak-anak)

Diagnosis Perut Buncit

Untuk mendiagnosis perut buncit, dokter akan terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien yang meliputi gejala yang muncul dan durasinya, penyakit lain yang pernah diderita, pola makan atau diet yang sedang dilakukan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan prosedur medis yang pernah dijalani.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan cara meraba dan mengetuk-ngetuk perut untuk menentukan apakah pembengkakan disebabkan oleh penumpukan cairan, gas, atau kotoran. 

Dokter juga akan menjalankan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis perut buncit yakni yang pertama tes darah lengkap uuntuk melihat jumlah sel darah merah atau sel darah putih, serta tanda-tanda infeksi atau kanker. Kedua, tes napas untuk menentukan perut buncit disebabkan oleh intoleransi laktosa. Ketiga, endoskopi lambung untuk memastikan gastroparesis atau dispepsia fungsional.

Keempat, USG perut  untuk melihat kondisi liver, kantung empedu, usus, maupun kandung kemih. Kelima, CT scan atau MRI perut untuk melihat penyakit crohn, sumbatan pada usus, atau gangguan gerak pada usus halus. Kemudian keenam, manometri anorectal untuk memeriksa kerja otot-otot rektum dan anus yang dibutuhkan saat buang air besar.

Mengatasi Perut Buncit

Mengatasi perut buncit akan disesuaikan dengan penyebabnya. Jika perut buncit terjadi akibat obesitas, dokter akan menyarankan cara-cara sehat untuk menurunkan berat badan agar mencapai berat badan ideal. Diantaranya memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan, membatasi makanan atau minuman yang mengandung pemanis, menghindari makanan ringan yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, mengonsumsi makanan yang rendah garam, melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang misalnya bersepeda atau berenang, serta mengelola stress yang misalnya dengan yoga atau meditasi.

Jika upaya ini tidak efektif atau perut buncit disebabkan oleh penyakit lain, dokter akan memberikan obat-obatan, diantaranya yang pertama diuretic untuk membantu kerja ginjal dalam mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh. Kedua, antibiotic seperti ceftriaxone, untuk mengobati infeksi pada peritonitis. Ketiga, obat pencahar untuk mengobati sembelit seperti irritable bowel syndrome. Keempat, simethicone untuk mengeluarkan gas dari saluran pencernaan. Kelima, karbon aktif untuk menyerap kelebihan gas di saluran pencernaan. Keenam, suplemen enzim pencernaan atau probiotik untuk melancarkan proses pencernaan

Selain obat-obatan, dokter dapat menjalankan prosedur medis untuk menangani perut buncit yakni paracentesis untuk mengeluarkan cairan asites dari dalam rongga perut, serta operasi, untuk mengatasi penyumbatan pada usus dan mengangkat kantung empedu.

Komplikasi Perut Buncit

Jika tidak segera diobati, perut buncit dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan yang jenisnya tergantung pada penyebabnya. Pada perut buncit akibat penumpukan lemak didalam rongga perut, komplikasi yang bisa terjadi meliputi hipertensi, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Sementara itu, perut buncit karena penyakit yang tidak tertangani dapat mengakibatkan komplikasi berupa penyakit ginjal, enterocolitis atau infeksi pada usus, robekan di dinding usus, penumpukan cairan disekitar paru (efusi pleura) dari asites, usus menonjol di pusar (hernia umbilikalis), atau di selangkangan (hernia inginalis) akibat tekanan yang tinggi di perut pada asites.

Pencegahan Perut Buncit

Cara mencegah perut buncit yakni menurunkan berat badan jika mengalami obesitas, mempertahankan berat badan ideal, berolahraga secara rutin, tidak merokok, menghindari paparan asap rokok, mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, memperbanyak asupan serat dari sayur dan buah-buahan, membatasi asupan makanan dan minuman manis, membatasi atau menghindari makanan atau minuman yang mengandung laktosa jika mengalami intoleransi laktosa, minum air putih dalam jumlah yang cukup, mengobati penyakit yang sedang diderita, tidak mengonsumsi minuman beralkohol atau bersoda, serta tidak menunda untuk buang air kecil.