AI Mampu Meniru Guru, Tapi Tak Mampu Membimbing Jiwa Anak
- macrovector/freepik
Ia mengungkapkan, tidak ada yang benar-benar netral terutama dalam lingkungan sebuah teknologi. Teknologi tersendiri dirancang dengan membawa suatu nilai dari yang menggagasnya. Lantas, jika pendidikan yang dijalani anak-anak digantungkan kepada perusahaan teknologi besar, justru artinya, masyarakat kita juga akan menyerahkan nilai yang kita miliki kepada perusahaan teknologi tersebut, yang mungkin saja itu dapat bertentangan dengan nilai atau prinsip diri dan keluarga kita.
Dalam pandangannya, sekolah bukan hanya tempat para anak-anak belajar dan berhitung. Namun sekolah penting dalam pembentukan karakter, bagaimana belajar cara hidup berdampingan dengan manusia lain dan alam sekitar, termasuk dalam proses pencapaian tujuan tiap individu. Paling penting lagi, sekolah membantu anak-anak belajar menjadi manusia.
Demikian menurutnya, AI masih belum punya kemampuan menggantikan posisi guru. Sebab guru masih punya peran penting sebagai pengajar, pembimbing, serta teladan dan contoh bagi anak-anak untuk hidup mereka.