VR Temple Tour, Jalan‑Jalan Virtual ke Pura Tersembunyi di Bali
- https://cdn-ar-vr.baliprov.dev/game_img/image_025_0000-min.jpg
Lifestyle, VIVA Bali – Bali, selain dikenal dengan pantai-pantainya yang memesona, juga menyimpan kekayaan warisan budaya dalam bentuk pura–pura Hindu yang tak terhitung jumlahnya. Beberapa di antaranya tersembunyi di sudut pedalaman atau pesisir yang kurang terjamah wisatawan massal, sehingga akses fisik dan informasi ke pura-pura tersebut masih terbatas. Untuk menjawab tantangan aksesibilitas dan pelestarian, teknologi Virtual Reality (VR) menjadi solusi inovatif yang mampu menghadirkan pengalaman “mengunjungi” pura-pura tersembunyi tanpa harus berada di lokasi. Artikel ini menggali riset, aplikasi, dan implementasi VR untuk temple tour di Bali, serta menyoroti pura-pura tersembunyi yang sudah dikemas dalam format virtual.
Tantangan Akses dan Pelestarian Pura Budaya
1. Geografi dan Letak Tersembunyi
Banyak pura di Bali berada di lembah terpencil, hutan, atau pesisir barat yang jauh dari pusat kota Denpasar. Misalnya, Pura Ulun Danu Bratan terletak di ketinggian Danau Bratan (1.200 m dpl) dan kerap diguyur kabut, menyulitkan kunjungan Wisatawan Berkebutuhan Khusus (disabilitas) maupun lansia. Pura Puseh Desa Batuan, dengan peninggalan prasejarahnya, berada di pedesaan Sukawati yang laju infrastrukturnya belum merata.
2. Risiko Kerusakan Fisik
Arus kunjungan massal tanpa pengaturan intensitas berpotensi merusak struktur batu candi, relief, dan ornamen ukir. Viralnya foto dan ulasan wisatawan dapat memacu lonjakan kunjungan tanpa kesiapan pengelola untuk mengelola dampak lingkungan dan budaya.
3. Keterbatasan Promosi
Pura tersembunyi sering kalah unggul dalam promosi dibanding destinasi populer seperti Tanah Lot atau Uluwatu. Padahal, keberadaan pura seperti Pura Banua Kawan (kompleks Besakih) menawarkan pengalaman spiritual yang berbeda.