Waspada! Bahaya Tersembunyi di Balik Minuman Serbuk Kemasan
- https://www.istockphoto.com/id/foto/bubuk-berbulu-oranye-dan-gelas-air-dengan-ruang-fotokopi-suplemen-sehat-gm1226843818-361606530?searchscope=image%2Cfilm
Kesehatan, VIVA Bali – Minuman serbuk instan, meskipun praktis dan mudah disajikan, memiliki beberapa potensi bahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak bijak. Berdasarkan informasi dari sumber-sumber kesehatan dan pemerintah, bahaya-bahaya tersebut antara lain:
1. Kandungan Gula dan Pemanis Buatan yang Tinggi:
Risiko Obesitas: Banyak minuman serbuk mengandung gula dalam jumlah tinggi. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh dan meningkatkan risiko obesitas. Pemanis buatan seperti siklamat juga sering digunakan, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat terakumulasi dalam tubuh.
Diabetes Tipe 2: Asupan gula berlebihan, terutama fruktosa, dapat meningkatkan kadar glukosa darah secara drastis, memicu resistensi insulin, dan pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Masalah Jantung: Gula berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, serta memicu tekanan darah tinggi, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
2. Kurangnya Nutrisi:
Minuman serbuk sering kali memiliki sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizi. Mereka mungkin tinggi kalori dari gula, tetapi kekurangan vitamin, mineral, serat, dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal. Menggantikan makanan sehat dengan minuman serbuk dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.
3. Potensi Kontaminasi Kimia dan Bahan Berbahaya:
1. Beberapa minuman serbuk dapat mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna buatan, dan pemanis buatan yang jika dikonsumsi berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, atau gangguan neurologis.
2. Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) juga mengingatkan untuk mewaspadai penggunaan bahan kimia obat (BKO) yang tidak seharusnya ada dalam produk makanan/minuman, serta isu terkait kandungan pemanis buatan yang tidak sesuai ketentuan, seperti yang pernah terjadi pada isu minuman serbuk untuk ibu menyusui.
3. Penelitian juga menyoroti penggunaan zat berbahaya seperti klorin pada kantong teh celup yang dapat larut ke dalam minuman.
4. Gangguan Ginjal:
1. Minuman serbuk yang tinggi kandungan fosfor dapat membebani ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan. Pemanis buatan juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal dan penyakit ginjal kronis.
2. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa konsumsi minuman manis berlebihan secara umum dapat membahayakan ginjal dan hati.
5. Masalah Pencernaan:
Minuman berkarbonasi atau minuman serbuk yang mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan dapat mengiritasi saluran pencernaan, menyebabkan perut kembung, gas berlebih, dan gangguan pencernaan lainnya.
6. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak:
Konsumsi minuman serbuk yang mengandung pemanis buatan secara berlebihan pada anak-anak dapat berdampak pada kesehatan, termasuk sakit pada kerongkongan, batuk, sakit kepala, hingga potensi hiperaktif, keterbelakangan mental, dan pertumbuhan badan yang cenderung lambat.
Penting untuk diingat:
Moderasi adalah Kunci:
Konsumsi minuman serbuk sesekali mungkin tidak menimbulkan masalah serius bagi kebanyakan orang sehat, asalkan dalam batas wajar. Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan konsumsi gula per hari sebaiknya tidak lebih dari 4 sendok makan.
Perhatikan Label Kemasan:
Selalu baca label nutrisi pada kemasan minuman serbuk untuk mengetahui kandungan gula, kalori, dan bahan tambahan lainnya.
Pilih Minuman yang Lebih Sehat:
Prioritaskan air putih, jus buah segar tanpa tambahan gula, atau teh tawar sebagai pilihan minuman sehari-hari yang lebih sehat.
Pemerintah melalui Badan POM dan Kementerian Kesehatan terus melakukan pengawasan terhadap produk makanan dan minuman yang beredar di masyarakat untuk memastikan keamanannya. Masyarakat diimbau untuk melaporkan kepada BPOM jika menemukan produk yang mencurigakan atau tidak memenuhi ketentuan.