Siat Tipat Bantal, Tradisi Lempar Ketupat di Bali sebagai Simbol Persaudaraan dan Rasa Syukur
- https://badungkab.go.id/kab/berita/60175--perang-tipat-bantal-tradisi-unik-desa-kapal-sejak-zaman-patih-kebo-iwa-yang-penuh-dengan-makna
Ritual yang Penuh Kemeriahan
Pelaksanaan Siat Tipat Bantal selalu diawali dengan persembahyangan di Pura Puru Sada, pura bersejarah yang diyakini berdiri sejak zaman Warmadewa abad ke-13. Setelah itu, warga Desa Kapal mulai dari anak-anak, pemuda, hingga orang tua, dibagi menjadi dua kelompok besar. Begitu aba-aba dimulai, mereka saling melempar ketupat dan bantal, menciptakan suasana riuh penuh tawa.
Tradisi ini tak hanya diikuti oleh warga lokal, tetapi juga sering menarik perhatian wisatawan. Para pengunjung bisa ikut merasakan keseruan sekaligus menyaksikan bagaimana ritual sakral bisa berpadu dengan nuansa meriah dan penuh kebersamaan.
Simbol Persaudaraan dan Identitas Desa Kapal
Lebih dari sekadar tradisi, Siat Tipat Bantal menjadi perekat sosial masyarakat Desa Kapal. Dengan ritual ini, solidaritas antarwarga semakin erat, kreativitas tumbuh, bahkan UMKM lokal ikut bergerak karena kebutuhan akan perlengkapan upacara.
Bagi masyarakat Desa Kapal, melestarikan tradisi ini adalah kewajiban. Jika ritual tidak dilaksanakan, diyakini akan terjadi paceklik di masa depan. Itulah mengapa generasi muda terus didorong untuk menjaga warisan leluhur ini agar tetap hidup sepanjang masa.