Rahasia Kawalu Baduy Dalam, Ritual Tertutup Tiga Bulan yang Menjadi Jalan Menuju Puncak Sakral Seba
- https://bantenprov.go.id/index.php/berita/fakta-di-balik-larangan-berkunjung-ke-baduy-saat-kawalu?utm_source=chatgpt.com
Selama periode ini, warga Baduy Dalam, khususnya di Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik menjalani fase pensucian diri, berpuasa, serta berdoa dengan tujuan memohon perlindungan Tuhan dan rasa syukur atas keberhasilan panen serta keselamatan kampung.
Rangkaian ritual meliputi kegiatan Ngalanjakan (persiapan), Kawalu (pensucian/pantang), dan Ngalaksa (syukur). Setelah Kawalu usai, barulah digelar Seba Baduy, yaitu prosesi penyerahan hasil bumi serta silaturahmi ke pemerintah daerah sebagai puncak rasa syukur dan pengakuan adat.
Larangan Wisatawan: Aturan, Alasan, dan Penegakan
Salah satu aturan terpenting dalam upacara Kawalu adalah penutupan total kawasan Baduy Dalam dari kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional.
Larangan ini diterapkan atas perintah adat Baduy Dalam serta surat resmi dari Kepala Desa Kanekes kepada Pemkab Lebak, agar ritual dijalankan tanpa gangguan luar dan menjaga kekhusyukan masyarakat Baduy.
Penutupan berlangsung selama periode Kawalu, dan hanya orang-orang tertentu dengan izin khusus yang boleh masuk dengan pengawasan ketat.
Pengelola kampung pun memasang peringatan di pintu-pintu gerbang utama Baduy Dalam, memohon maaf kepada wisatawan serta meminta mereka menunda kunjungan hingga masa ritual berakhir.