Harmoni Gerakan dan Suara dalam Tari Saman Aceh

Ilustrasi harmoni suara dan gerakan para penari Tari Saman Aceh
Sumber :
  • https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Tari_Saman_di_TMII.jpg

Budaya, VIVA Bali –Tari Saman dari Aceh sudah lama dikenal sebagai salah satu ikon budaya Indonesia. Tarian ini bahkan diakui UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia sejak 2011. Namun, di balik gerakan serentak para penari yang duduk berbaris dan menepukkan tangan dengan cepat, Tari Saman menyimpan makna yang jauh lebih dalam. Ia bukan hanya tontonan, melainkan juga tuntunan hidup yang diwariskan turun-temurun.

Debus Banten seni pertunjukan tradisional mistis dengan atraksi kekebalan tubuh yang memikat dunia

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Catharsis menjelaskan bahwa Tari Saman penuh dengan nilai-nilai pendidikan. Setiap lirik, gerakan, dan kostum penari membawa pesan religius, kebersamaan, dan disiplin. Ketika penari bergerak serentak, itu melambangkan semangat persatuan dan toleransi. Nilai ini begitu penting dalam masyarakat Aceh, yang menjunjung tinggi solidaritas dan harmoni sosial.

Selain gerakan yang kompak, elemen vokal dalam Tari Saman juga memainkan peran sentral. Penelitian lain dalam jurnal Tambuleng menguraikan adanya lima unsur vokal: rengum, dering, redet, syek, dan saur. Rengum menjadi aba-aba awal, dering mengatur tempo, redet memberi variasi suara, syek menjadi pemimpin nyanyian, dan saur adalah respons dari kelompok. Setiap elemen vokal ini bukan hanya pengiring, tetapi juga sarana menyampaikan pesan spiritual dan moral kepada penonton maupun penari.

Siat Tipat Bantal, Tradisi Lempar Ketupat di Bali sebagai Simbol Persaudaraan dan Rasa Syukur

Keindahan Tari Saman juga terletak pada harmoni antara tubuh dan suara. Penari tidak hanya bergerak, tetapi juga melantunkan syair-syair berbahasa Gayo yang berisi nasihat, doa, atau pujian. Dengan begitu, Tari Saman menjadi medium dakwah dan pendidikan, tanpa harus melalui ceramah panjang. Seperti dijelaskan dalam Jurnal Catharsis, melalui tarian ini masyarakat diajak belajar percaya diri, berdisiplin, dan menghargai perbedaan.

Lebih jauh, Tari Saman juga menjadi simbol identitas masyarakat Gayo di Aceh. Gerakan yang cepat, penuh energi, dan dilakukan secara kolektif menggambarkan karakter masyarakat yang tangguh dan kompak. Tidak heran jika tarian ini sering ditampilkan pada perayaan besar, dari upacara adat hingga ajang internasional. Kehadirannya bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga representasi jati diri masyarakat Aceh di mata dunia.

Mengungkap Nilai Spiritual dalam Kesenian Jaranan Jawa

Meski telah mendunia, Tari Saman tetap dijaga kesakralannya. Latihan dilakukan dengan disiplin tinggi, dan penari dilatih untuk tidak hanya menguasai gerakan, tetapi juga memahami nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan cara ini, Tari Saman bukan hanya bertahan sebagai seni pertunjukan, tetapi juga sebagai sarana pewarisan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.

Tari Saman membuktikan bahwa seni bisa menjadi ruang pertemuan antara keindahan, spiritualitas, dan pendidikan. Setiap tepukan tangan, hentakan dada, dan syair yang dilantunkan adalah cara masyarakat Aceh merawat identitas mereka, sekaligus memberi pesan universal tentang pentingnya kebersamaan dan harmoni.