Mengenal Upacara Tumpek Landep di Bali, Ritual Penyucian dan Simbol Ketajaman Pikiran
- djkn.kemenkeu.go.id https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-singaraja/baca-artikel/14221/Tumpek-Landep-Upacara-Untuk-Meningkatkan-Ketajaman-Pikiran.html
Tradisi, VIVA Bali –Kehidupan masyarakat Hindu di Bali dijiwai oleh serangkaian ritual suci sebagai wujud rasa syukur, harapan, hingga penghargaan terhadap alam semesta, salah satunya adalah upacara Tumpek Landep.
Dilansir dari Antara, Sabtu, 3 Juni 2023, secara etimologis, tumpek diambil dari bahasa Jawa Kuno yang berarti tampa atau turun, adapula sumber susastra lain yang menyebut istilah tumpek berasal dari kata metu yang bererti pertemuan dan mpek yang berarti akhir, jadi tumpek diartikan sebagai pertemuan akhir antara Panca Wara Kliwon dengan Sapta Wara Sabtu.
Sedangkan landep merupakan salah satu pawukon di Bali yang berarti runcing atau tajam. Karena itu, dalam pelaksanaan ritual ini segala sesuatu yang tajam diupacarai.
“Tumpek Landep merupakan hari suci yang dilaksanakan umat Hindu sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang dalam manifestasinya telah memberikan ketajaman pikiran kepada manusia,” ujar Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, seperti dilansir Antara, Minggu, 6 November 2022.
Umat Hindu di Pulau Dewata melaksanakan upacara Tumpek Landep setiap enam bulan sekali atau 210 hari, tepatnya pada Sabtu atau Saniscara Kliwon wuku Landep.
Adapun penentuan Hari Tumpek Landep dimuat dalam lontar Sundarigama yang berbunyi, “kunang ring wara landep, saniscara kliwon, pujawalin bhatara siwa, mwah yoga nira sang hyang pasupati.”
Perayaan ucapara ini merupakan wujud bhakti kepada Sang Hyang Siwa Pasupati yang merupakan dewa taksu dan senjata menurut kepercayaan umat Hindu di Bali.