Tradisi Mahesa Lawung di Keraton Surakarta, Harmoni Budaya dan Spiritual Jawa

Ilustrasi Mahesa Lawung ritual sakral Keraton Surakarta
Sumber :
  • Unsplash Link: https://unsplash.com/id/foto/festival-di-siang-hari-3KCg0KxuPKc

Tradisi, VIVA BaliKeraton Surakarta Hadiningrat hingga kini masih melestarikan tradisi Mahesa Lawung, sebuah ritual sakral yang diwariskan sejak masa Sri Susuhunan Paku Buwana II pada abad ke-18. Upacara adat ini biasanya digelar di Hutan Krendhawahana, Sragen, setiap bulan Ruwah dalam penanggalan Jawa, dengan tujuan menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Mengenal Upacara Tumpek Landep di Bali, Ritual Penyucian dan Simbol Ketajaman Pikiran

Tradisi Mahesa Lawung menampilkan sesaji utama berupa kerbau (mahesa) yang dipersembahkan kepada penguasa gaib hutan, Ki Ageng Gathak. Menurut penelitian yang dilakukan Restu Budi Setiawan dari Universitas Negeri Semarang, persembahan tersebut sarat makna simbolis.“Sesaji kerbau dalam Mahesa Lawung tidak sekadar persembahan, tetapi melambangkan pengorbanan dan penyucian diri masyarakat Surakarta,” tulis skripsi bertajuk Bentuk, Makna, dan Fungsi Sesaji Mahesa Lawung dalam Tradisi Ritual di Keraton Surakarta Hadiningrat.

Ritual ini juga diiringi dengan berbagai sesaji lain seperti nasi tumpeng, jenang, serta hasil bumi. Semua itu diyakini sebagai simbol doa agar keraton beserta rakyatnya dijauhkan dari marabahaya dan diberi kesejahteraan. Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta menjelaskan bahwa Mahesa Lawung bukan hanya sekadar adat turun-temurun.
“Tradisi ini bukan sekadar warisan leluhur, tetapi juga sarana spiritual untuk menjaga keseimbangan hubungan antara manusia dan alam,” ujarnya, dikutip dari laman Solotourism Promotion Board.

Upacara Ma’Nene Toraja, Tradisi Mayat Berjalan dan Ritual Adat Unik di Tana Toraja

Selain sarat spiritualitas, prosesi Mahesa Lawung juga menyuguhkan keunikan budaya yang memikat wisatawan. Nuansa magis terasa sejak doa pembuka hingga penutupan, dengan iringan gamelan dan keterlibatan para abdi dalem yang penuh khidmat.

Pemerintah Kota Surakarta menegaskan pentingnya menjaga tradisi Mahesa Lawung sebagai bagian dari kearifan lokal. Dalam laman resmi Dispersip Surakarta dijelaskan, “Peran budaya dan kearifan lokal seperti Mahesa Lawung tidak hanya memperkaya identitas daerah, tetapi juga menjadi media pembelajaran bagi generasi muda untuk mencintai warisan leluhur.”

Megengan Jejak Budaya Islam dan Jawa Sambut Ramadan

Hingga kini, Mahesa Lawung tetap dijaga keberlangsungannya oleh pihak Keraton Surakarta. Upacara ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan hidup serta menumbuhkan kesadaran spiritual masyarakat Jawa di tengah perkembangan zaman.