Taman Arkeologi Leang-Leang, Warisan Budaya Dunia dengan Lukisan Gua Tertua

Jejak Peradaban Purba di Taman Arkeologi Leang-Leang
Sumber :

Budaya, VIVA Bali – Taman Arkeologi Leang-Leang yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu situs arkeologi terpenting di Indonesia dan dunia. Situs ini ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya pada 4 Oktober 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan sejak tahun 1981 dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan. Dilansir dari laman resmi kemendikdasmen.go.id, kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti bangunan Pusat Gambar Prasejarah Sulawesi Selatan dan Tenggara, ruang perkantoran, laboratorium/storage, ruang kelas, serta fasilitas lainnya.

Lukisan Gua dan Penemuan Arkeologi

Tradisi Nyadran Kali di Desa Wisata Kandri Sebagai Simbol Keharmonisan Alam

Taman Arkeologi Leang-Leang menyimpan peninggalan zaman prasejarah berupa lukisan gua yang sangat tua. Dilansir dari laman leangleangdesa.maroskab.go.id dan bantimurungbulusaraung.id, menjelaskan lukisan-lukisan yang ditemukan di gua-gua Leang-Leang terdiri dari cap tangan manusia dan gambar hewan seperti babi rusa. Lukisan tersebut diperkirakan berusia lebih dari 40.000 tahun, menjadikannya salah satu karya seni tertua di dunia. Beberapa gua terkenal di kawasan ini antara lain Leang Pettae, Leang Petta Kere, dan Leang Timpuseng. Di dalam gua-gua tersebut, para peneliti juga menemukan alat-alat batu dan sisa-sisa makanan yang digunakan oleh manusia purba. Penelitian awal di Gua Pettae (Leang Pettae) dilakukan pada tahun 1950 oleh H.R. Van Heekeren dan C.H.M. Heeren-Palm yang menemukan sejumlah gambar tangan dan seekor babi rusa dengan latar belakang cat merah. Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan dalam tulisan berjudul “Rock Paintings and Other Prehistoric Discoveries Near Maros (South Celebes)” pada tahun 1958.

Penentuan Umur dan Ragam Lukisan

Beberapa sampel gambar cadas yang diambil berdasarkan penentuan umur dengan metode pertanggalan seri uranium (uranium series) dilansir dari laman indonesiavirtualtour.com, didapatkan bahwa umur tertua lukisan cadas di Leang-Leang adalah sekitar 43,9 ribu tahun yang lalu, sedangkan umur termuda sekitar 17,4 ribu tahun yang lalu. Lukisan tersebut menggambarkan berbagai objek seperti babi hutan dan babi rusa, anoa, unggas, ikan, gurita, manusia, perahu, bentuk geometris, serta gambar tangan positif dan negatif. Warna lukisan bervariasi mulai dari merah, merah gelap, merah oranye, hingga merah keunguan.

Pengakuan dan Pengembangan Situs

Dari Sakral ke Balih-Balihan, Tari Pendet yang Menebar Jejak Taksu

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, memuji keindahan Leang-Leang yang terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dan menyebutnya sebagai destinasi wisata kelas dunia. Hal ini disampaikan pada kunjungannya pada Selasa, 14 Januari 2025, didampingi Penjabat Gubernur Sulsel Prof. Fadjry Djufry. Dalam kunjungan tersebut, Fadli Zon meresmikan Leang-Leang Archaeological Park dan Pusat Informasi Leang-Leang, serta fasilitas Virtual Reality di Pusat Informasi. “Ini tidak hanya merupakan kekayaan nasional, tetapi ini kekayaan dunia. Ditemukan di wilayah Pangkep dan Maros, sekitar tujuh ratus lebih gua dengan lukisan-lukisan purba. Setiap gua ada namanya, sesuai penamaan lokal.” Kata Fadli Zon pada sulselprov.go.id.

Halaman Selanjutnya
img_title