Piil Pesenggiri, Filosofi Hidup Orang Lampung yang Relevan Secara Global

Adat budaya Lampung
Sumber :
  • https://tulangbawangkab.go.id/berita/budaya-gaib-yang-menawan-tupping-pineng-antar-tulang-bawang-juara-di-krakatau-festival

Tradisi, VIVA Bali –Di tengah arus globalisasi yang terus menggerus nilai-nilai tradisional, masyarakat Lampung memiliki sebuah falsafah hidup yang tetap kokoh dan relevan hingga kini, yaitu Piil Pesenggiri. Piil Pesenggiri merupakan falsafah hidup masyarakat Lampung yang berakar dari kearifan lokal. Nilai utama yang terkandung di dalamnya adalah harga diri, kehormatan, serta martabat yang dijunjung tinggi dalam kehidupan sosial. Secara etimologis, kata piil berarti harga diri, sementara pesenggiri merujuk pada sikap menjaga kehormatan dan perilaku terhormat dalam pergaulan. Dengan demikian, Piil Pesenggiri tidak hanya menjadi pedoman moral individu, tetapi juga identitas kolektif yang membentuk jati diri masyarakat Lampung.

Hari Raya Saraswati dan Perayaan Turunnya Ilmu Pengetahuan

Dalam praktiknya, Piil Pesenggiri mengajarkan bahwa martabat seseorang tidak hanya diukur dari kekayaan materi, melainkan juga dari sikap, perilaku, dan kontribusi terhadap keluarga serta masyarakat. Esensi ajaran ini tertuang dalam empat nilai utama, yaitu:

1.  Bejuluk Beadok

Rangkaian Hari Raya Saraswati dari Banyu Pinaruh hingga Pagerwesi

Sistem pemberian gelar yang menjadi simbol tanggung jawab sosial sekaligus cerminan prestise seseorang di mata masyarakat.

2.  Nemui Nyimah

Ini Dia Tradisi yang Mirip Santet di Berbagai Dunia

Sikap ramah dan terbuka dalam menerima tamu serta menciptakan suasana penuh penghormatan.

3.  Nengah Nyappur

Halaman Selanjutnya
img_title