Tradisi Menginang, Warisan Kesehatan Gigi dan Mulut Nusantara
- https://www.gurusiana.id/httpsdwipurwanti125245gurusianaid/article/read/nginang-tradisi-unik-kita-tantangangurusiana-hari-ke-318-5313276
Eksistensi di Era Kontemporer
Meski UNESCO menetapkan menginang sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (2018), tradisi ini nyaris punah di perkotaan. Di Sumatera Barat, Kalimantan, dan Papua, para lansia masih mempertahankannya sebagai ritual adat atau obat herbal. "Dulu, menginang adalah sikat gigi, obat sakit gigi, dan parfum sekaligus," tutur Ramlah (72), warga Nagari Sijunjung dalam catatan Dinas Kebudayaan setempat.
Risiko dan Tantangan
World Health Organization (WHO) mengingatkan bahaya kesehatan jangka panjang: konsumsi pinang terkait kanker mulut dan submukosa fibrosis akibat iritasi kimia berkelanjutan. Kandungan nikotin dalam pinang juga berpotensi adiktif. Oleh karena itu, pakar kesehatan menyarankan penggunaan terbatas sebagai pengobatan tradisional, bukan kebiasaan sehari-hari.
Warisan yang Perlu Dilestarikan
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggalakkan penelitian lanjutan untuk mengembangkan pasta gigi herbal berbasis ekstrak sirih-pinang. Upaya ini bertujuan memadukan kearifan lokal dengan standar medis modern, sekaligus menjaga tradisi luhur nenek moyang sebagai bagian dari identitas bangsa.