Maudu Lompoa, Perayaan Maulid Nabi yang Penuh Warna di Sulawesi Selatan
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/maudu-lompoa-ketika-peringatan-agama-islam-bercampur-dengan-kearifan-lokal/
Tradisi, VIVA Bali – Sebagai salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, Indonesia menjadi negara yang kaya dengan tradisi Islam. Tak jarang tradisi ini memadukan harmonisasi dengan budaya lokal. Salah satunya adalah Tradisi Maudu Lompoa, sebuah perayaan meriah di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, yang digelar setiap 29 Rabiul Awal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16, ketika Sayyid Jalaludin, seorang ulama besar dari Aceh yang diyakini keturunan Nabi Muhammad SAW, datang untuk menyebarkan Islam. Hingga kini, Maudu Lompoa tetap menjadi simbol kebersamaan, spiritualitas, dan kearifan lokal masyarakat Cikoang.
Julung-Julung, Kapal Kayu Penuh Warna dan Makna
Ciri khas dari Maudu Lompoa terletak pada julung-julung, kapal kayu yang dihias kain warna-warni. Di dalamnya terdapat beragam hasil bumi, telur yang diwarnai, hingga perlengkapan sehari-hari seperti pakaian dan sabun.
Tak hanya itu, warga juga menyiapkan baku maudu atau bakul besar dari anyaman daun lontar berisi nasi setengah matang dan lauk ayam kampung. Semua isi julung-julung nantinya akan dibagikan kepada masyarakat setelah prosesi selesai, sebagai wujud berbagi rezeki dan kebersamaan.
Tradisi ini juga diwarnai prosesi rate atau pembacaan syair serta selawat untuk Rasulullah SAW, hingga pertunjukan pencak silat lokal yang disebut mapanca’. Kehadiran prosesi ini menambah nuansa religius sekaligus seni dalam perayaan.
Nilai Sosial, Religius, dan Seni dalam Maudu Lompoa
Maudu Lompoa bukan sekadar pesta tahunan, tradisi ini sarat akan makna. Dari sisi sosial, tradisi ini mempererat gotong royong dan kebersamaan masyarakat. Dari aspek religi, ia menjadi pengingat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus bentuk menjalankan sunnah. Sedangkan dari sisi seni, kreativitas masyarakat tampak dalam hiasan julung-julung yang penuh warna.
Bagi masyarakat Takalar, Maudu Lompoa adalah ajang silaturahmi, wadah syiar Islam, sekaligus cara menjaga warisan budaya. Tak heran, tradisi ini tetap lestari dan selalu dinanti setiap tahun.