Falsafah Tri Hita Karana di Bali, Kearifan Lokal yang Menginspirasi Dunia

Falsafah Tri Hita Karana Jadi Fondasi Kehidupan di Bali
Sumber :
  • https://www.shutterstock.com/search/tri-hita-karana

Hari-hari besar seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan Melasti adalah contoh nyata upacara besar sebagai ungkapan syukur, permohonan perlindungan, dan penyucian diri.

Dari Subak ke Tri Hita Karana Filosofi Bali yang Diakui UNESCO

Bahkan, hotel, restoran, hingga tempat wisata pun sering menyediakan tempat khusus untuk persembahan (canang sari), menunjukkan bahwa nilai spiritualitas menyatu dengan kehidupan sehari-hari. 

Pawongan, Membangun Keharmonisan Sosial

Pawongan mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik antar manusia. Di Bali, prinsip ini terlihat jelas dalam kehidupan komunal. Masyarakat tinggal dalam sistem banjar, yaitu organisasi adat yang mengatur kehidupan sosial.

Pengertian Konsep dan 3 Jenis Hukum Karmaphala dalam Agama Hindu

Keputusan di banjar diambil melalui musyawarah, dan hampir setiap anggota masyarakat terlibat dalam kegiatan gotong royong, mulai dari upacara adat hingga perbaikan fasilitas umum.

Selain itu, nilai toleransi juga sangat dijunjung tinggi. Meski mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu, mereka hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain seperti Islam, Kristen, dan Buddha dalam suasana rukun. Ini menjadi salah satu kekuatan sosial Bali yang jarang ditemukan di tempat lain. 

Palemahan, Menjaga Keharmonisan dengan Alam

Halaman Selanjutnya
img_title
Kenapa Babi Guling Punya Peran Penting di Upacara Keagamaan Bali?