Lontar Rusak, Ilmu Hilang, Kisah Para ‘Dokter Naskah’ yang Menyelamatkan Warisan Tulisan Bali

Selembar daun, suara leluhur yang abadi
Sumber :
  • https://eap.bl.uk/sites/default/files/styles/publicity_image/public/EAP1241%20project%20page_0.jpg?itok=0Rel2A-Q

2. Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, yang rutin mengadakan kegiatan konservasi di Griya Semara Kencana, Desa Blahkiuh.

Ruwatan Rambut Gimbal, Warisan Budaya Dieng yang Sarat Filosofi dari Leluhur

3. Komunitas Hanacaraka Society, yang mendapatkan apresiasi atas digitalisasi ratusan naskah lontar di Bali.

Mereka bekerja bak tim medis: mulai dari ‘diagnosa’ kerusakan (rapuh, serangan jamur, hama), ‘penanganan darurat’ (pembersihan lembut, stabilisasi kelembapan), hingga ‘rehabilitasi jangka panjang’ (digitalisasi, pembuatan replika, katalogisasi).

Rumput Laut Lembongan, Tradisi yang Terus Mengakar di Tengah Tantangan Zaman

Proses Konservasi, Seni dan Ilmu Bertemu

1. Pemeriksaan Awal
Dokter naskah memeriksa tingkat keausan, noda, lubang, dan jamur. Dengan kaca pembesar, mereka mengidentifikasi jenis serangan hama, misalnya kumbang lontar atau rayap.

Mengenal Loloh Cemcem, Minuman Tradisional Bali yang Tak Lekang oleh Waktu

2. Pembersihan Fisik
Menggunakan kuas berbulu halus dan pinset, debu serta sisa-sisa kotoran diangkat. Untuk noda membandel, larutan etanol ringan dipakai, namun harus hati-hati agar tinta aksara Bali tak luntur.

3. Stabilisasi Bahan
Lontar yang retak direkatkan dengan perekat organik alami (campuran damar dan cengkeh). Kemudian, naskah dikeringkan dalam ruang ber-AC dan kelembapan terkontrol.

Halaman Selanjutnya
img_title