Lontar Rusak, Ilmu Hilang, Kisah Para ‘Dokter Naskah’ yang Menyelamatkan Warisan Tulisan Bali

Selembar daun, suara leluhur yang abadi
Sumber :
  • https://eap.bl.uk/sites/default/files/styles/publicity_image/public/EAP1241%20project%20page_0.jpg?itok=0Rel2A-Q

3. Perubahan Sosial
Generasi muda, lebih akrab dengan smartphone, kurang tertarik mempelajari aksara Bali dan membaca lontar.

Kehangatan Setelah Sunyi dalam Tradisi Omed-Omedan

4. Risiko Bencana
Kebakaran pura, banjir, hingga gempa dapat merusak koleksi lontar bila penyimpanan tidak memenuhi standar.

Menatap Masa Depan, Kolaborasi dan Inovasi

Perempuan Pengrawit, Suara Lain dari Balik Gamelan Bali yang Biasanya Didominasi Pria

Untuk memastikan ilmu di lontar hidup terus, diperlukan:

1. Pendidikan Aksara Bali di sekolah dan komunitas, agar makin banyak generasi muda yang mahir membaca lontar.

Kecerdasan Kuno di Balik Sawah Terasering Bali, Inilah Sistem Subak yang Diakui UNESCO

2. Dana Abadi Pelestarian dari pemerintah dan donatur internasional, khusus untuk konservasi manuskrip.

3. Pengembangan OCR Aksara Bali, sehingga teks lontar bisa dicari dan dianalisis secara digitalmempercepat penelitian lintas disiplin.

Halaman Selanjutnya
img_title