Gamelan Digital, Kolaborasi Seniman Bali dan AI Menyemai Laras Baru
- https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b5/Balinese_Gamelan.jpg/1200px-Balinese_Gamelan.jpg
Para pelaku seni Bali umumnya melihat era digital sebagai kesempatan baru. Mereka berupaya menghambat logika viralitas dangkal dengan cara menyeimbangkan teknologi dan kemanusiaan. Misalnya, kelompok-kelompok gamelan Bali aktif berinovasi dengan publikasi konten digital berkualitas, bukannya sekadar mengejar “30 detik ketenaran”.
Berbagai komunitas gamelan sengaja memperlambat ritme dan memperkaya konteks tayangan digital untuk mengajak generasi muda “menyelami” tradisi, bukan cuma menonton sekilas.
Dalam wawancara, beberapa musisi Bali menegaskan bahwa masa depan gamelan tradisional bukan terletak pada kecanggihan mesin semata, melainkan seberapa dalam kita mampu “menanamkan rasa, kaidah, dan kemanusiaan” dalam ekosistem digital. AI dipandang sebagai alat pembantu yang dapat memperluas palet ekspresi gamelan, selama kita tetap memegang kendali narasi budaya.
Dengan pendekatan kreatif seperti inilah harapan muncul musik gamelan tradisional tidak mati tertimbun zaman, melainkan tumbuh subur di tanah digital, membuahkan nada-nada baru sekaligus menumbuhkan penghayatan lama.