Leak, Antara Mitos Dan Warisan Budaya Bali
- https://www.nowbali.co.id/wp-content/uploads/2023/09/Leyak-2.jpg
Gumi Bali, VIVA Bali – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Leak adalah orang yang dapat berubah wujud menjadi harimau, monyet, babi, dan sebagainya serta dapat terbang untuk mencelakai orang. Dalam cerita rakyat Bali, Leak merupakan tokoh mitologi yang berwujud kepala yang terbang dengan isi perut berupa jantung, paru-paru, hati yang masih menempel.
Leak konon terbang untuk mencari wanita hamil guna menghisap darah bayinya atau bayi yang baru lahir. Ada tiga Leak legendaris, dua perempuan dan satu laki-laki. Leak adalah manusia yang mempraktikkan ilmu hitam dan memiliki perilaku kanibalisme.
Leak konon menghantui kuburan, memakan mayat, memiliki kekuatan untuk mengubah diri menjadi hewan, seperti babi, dan terbang. Dalam bentuk Leak normal, mereka dikatakan memiliki lidah yang luar biasa panjang dan taring yang besar. Di siang hari mereka tampak seperti manusia biasa, tetapi pada malam hari kepala dan isi perut mereka terlepas dari tubuh mereka dan terbang. Patung Leak (kepala dengan lidah yang sangat panjang dan taring yang tajam) terkadang digantung di dinding untuk dekorasi rumah.
Dalam praktiknya, orang Bali terkadang mengaitkan penyakit atau kematian tertentu dengan Leak. Seorang balian (dukun tradisional Bali) akan melakukan pemanggilan arwah untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas kematian tersebut dengan ilmu sihir. Selama pemanggilan arwah, roh orang yang meninggal akan secara langsung atau tidak langsung menunjuk ke penyerang mereka.
Namun, pembalasan dendam oleh kerabat atau keluarga korban biasanya tidak dianjurkan, dan orang-orang disarankan untuk menyerahkan tindakan apa pun kepada roh itu sendiri. Oleh karena itu, kecurigaan dan ketakutan keluarga dan kerabat terbukti, tetapi pembalasan dendam kepada penyihir tidak dianjurkan oleh para dukun.
Dalam cerita Bali, ada ratu penyihir yang dikenal sebagai Rangda. Rangda dan Leak biasanya muncul bersama karena Leak berada di bawah pengaruh Rangda. Tidak hanya itu, Rangda juga merupakan tokoh sentral dalam dunia entitas supranatural, berbeda dengan musuh bebuyutannya, Barong. Barong adalah raja roh, menyerupai macan kumbang, dan konon melambangkan segala hal yang baik.
Rangda dan Barong terkunci dalam pertempuran abadi, yang merupakan perwujudan perjuangan abadi antara kebaikan dan kejahatan. Rangda dan Barong sering ditampilkan dalam tarian dan upacara tradisional Bali.